Mungkin masyarakat Indonesia khususnya Jakarta tidak akan pernah lupa dengan seorang Politisi Gerindra yang bernama Habiburokhman, ya beliau adalah Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra yang juga berprofesi sebagai Advokat.
Habiburokhman begitu dikenal karena ada suatu pernyataan yang cukup menarik perhatian masyarakat, dimana melalui akun twitter miliknya, Habiburokhman “mengucapkan” janji akan terjun dari Monumen Nasional (Monas) Jika Teman Ahok (tim Pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok) mampu untuk mengumpulkan KTP.
12) Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???
Kicauaninilah yang tidak pernah dilupan masyarakat, atau mungkin masyarakat sekarang akan bercerita kepada Cucu-cucunya tentang Politikus ini.
Namun yang membuat saya cukup bangga dengan Habiburokhman, ketikaHabiburokhman tidak mengatakan bahwa dia mengetik kicauanitu sewaktu dia lagi tidur, atau sewaktu dia lagu mabuk jadi tidak sadar mengetik itu atau akunnya lagi dihackorang. Saya bangga!
Pada Detik.com tanggal 20 Juni 2016 Dengan tegas Habiburokhman berkata:
“saya tegaskan sekali lagi bahwa akun @habiburokhman itu akun twitter saya dan tweet soal Monas itu jempol saya sendiri yang ketik”cukup gentlemanlah.
For Your Information,syarat bagi seorang calon maju independen dipemilihan gubernur DKI Jakarta adalah harus bisa mengumpulkan sekirar 519 ribu KTP. Hal ini pun sudah dilakukan oleh Teman Ahok, dimana mereka pada Pada hari Minggu tanggal 19 Juni 2016 merayakan Pengumpulan 1 Juta KTP bahkan pada hari itu lebih dari 1 Juta. Ahok dan Heru yang “diusung” Teman Ahok untuk maju pada pemilihan gubernur tahun 2017 pun turut hadir pada acara tersebut.
Pencapaian Teman Ahok tersebut membuat masyarakat yang ingat akan perkataan Habiburokhman pun menagih janji untuk melaksanakan sesuai dengan apa yang dia katakan. Dan masyarakat juga yang menjawab “paling sama kayak politikus lain yang bernazar tapi tidak dilaksakan”.
Kalau ada alasan dengan mengaitkan isu-isu 30M dan lain sebagainya, saya rasa tidak ada hubungannya kan baru isu, kecuali kalau sudah Putusan pengadilan yang menyatakan demikian barulah bisa dikatakan ada hubungannya. Itupun harus dijelaskan apa hubungannya uang tersebut dengan KTP yang terkumpul. Saya rasa Habiburokhman selaku orang hukum tahulah yang saya maksud. Masa Habiburokhman jadi sependapat dengan Junimart Girsang yang katanya punya bukti tapi untuk melaporkan Teman Ahok yang menerima aliran dana 30 M tidak dilakukan? Mau jadi seperti Ibu-ibu komplek yang kalau kumpul gosipin orang?
Yang namanya janji seharusnya ditepati oleh pembuat janji, dan saya percaya bahwa Habiburokhman adalah politisi sekaligus Advokat yang akan menepati janji (kalau tidak kan malah wanprestasi,walaupun hal ini tidak mungkin digugat di pengadilan). Lalu, kenapa Habiburokhman belum menepati janjinya?. Saya “cukup” setuju dengan perkataan beliau yang menyatakan klaim 1 Kuta KTP tersebut sangat tidak dapat dipercaya karena satu-satunya pihak yang menghitung, memverifikasi dan mengklaim hanyalah Teman Ahok sendiri.