Group of Twenty atau yang dikenal dengan G20 merupakan forum ekonomi kerja sama multirateral dimana setiap tahunnya G20 mengadakan KTT untuk memecahkan permasalah perekonomian global demi kesejahteraan dunia. Sesuai dengan mandat yang ada, pada tahun 2022 Indonesia kan menjadi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2022 yang bertepatan di Bali.Â
Namun, konferensi ini menimbulkan polemik terkait kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Banyak yang bertanya - tanya apakah kehadiran keduanya bisa mengakhiri invansi Rusia-Ukraina atau justru memperkeruh keadaan?
Pada awal munculnya kabar bahwa Vladimir Putin akan tetap menghadiri KTT G20, Indonesia diwarnai dengan desakan dari negara Barat untuk mengeluarkan Putin dari G20. Â
Hal ini bukan terjadi tanpa sebab, tetapi karena apa yang dilakukan Rusia memang melanggaran hukum perdamaian internasional secara terang-terangan. Banyak infrastruktur Ukraina yang hancur seperti perlintasan warga sipil, sekolah, rumah warga hingga rumah sakit tidak dapat digunakan lagi. Tidak hanya itu, jumlah nyawa yang hilang meningkat setiap harinya baik dari militer maupun warga sipil.Â
Tindakkan Rusia dinilai menghina supremasi hukum dan martabat manusia. Hal inilah yang membuat semua negara lain merespons dan bersimpati pada Ukraina dan menolak kehadiran Putin. Namun, Presiden Jokowi berhasil membuat langkah cerdik untuk mengatasi polemik ini.Â
Bergerak seperti pahlawan perdamaian, Jokowi memutuskan untuk mengundang pula Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada KTT G20 2022. Pada satu sisi keputusan Jokowi bisa menjadi solusi atas peperangan yang terjadi dan sebaliknya keputusan ini justru bisa juga menjadi boomerang bagi Indonesia.
 Perlu digaris bawahi bahwa G20 adalah forum yang membahas isu perekonomian bukan masalah politik atau bahkan militer. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa perang Rusia-Ukraina berdampak pada kestabilan ekonomi dunia terutama pada penurunan pasar modal dan turunnya pendapatan ekspor.Â
Ekonomi global mengalami Butterly effect atau lonjakan kekacauan ekonomi yang ditunjukkan pada kenaikan harga energi dan komoditas seperti gandum dan biji-bijian yang melonjak drastis.Â
Ini bisa menjadi jurus andalan Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi global sekaligus sebagai forum perdamaian Rusia-Ukraina.Â
Lewat G20, akan tercipta diskusi dari berbagai negara untuk menemukan jalan tengah dan solusi efektif terhadap permasalahan yang terjadi. Presiden Rusia dan Ukraina pun dapat bebas berpendapat mengenai keinginan utama mereka agar perang bisa menyurut dan mengembalikan kestabilitasan baik dibidang ekonomi, sosial dan segala aktivitas yang terhenti aktibat perang.
Disisi lain, tindakan Indonesia bisa saja membahayakan perdamaian dunia. Sesuai yang tertuang dalam amanat pembukaan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu "...ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..." , sudah sepantasnya bagi Indonesia untuk menjunjung perdamaian global.