Desa Sidomulyo, yang terletak di Kecamatan Karanganyar, merupakan salah satu desa yang menghadapi permasalahan stunting pada anak balita. Untuk mengatasi hal ini, Desa Sidomulyo menerapkan strategi khusus melalui program Demonstrasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai upaya pencegahan stunting(Haryani et al., 2024; Meilasari & Adisasmito, 2024; Tripuspita & Sihidi, 2024).Program Demonstrasi PMT di Desa Sidomulyo bertujuan untuk memberikan edukasi dan praktek langsung kepada masyarakat, khususnya para ibu dan pengasuh anak, mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang dan cara pemberian makanan tambahan yang tepat bagi anak-anak. Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kader posyandu, tenaga kesehatan, dan pemerintah desa, yang bekerja sama dalam menyusun dan mengimplementasikan program tersebut. Demonstrasi PMT dilakukan dengan metode yang interaktif, di mana ibu-ibu tidak hanya mendapatkan informasi teoritis mengenai gizi anak, tetapi juga terlibat langsung dalam praktek memasak dan menyajikan makanan yang sehat dan bergizi.
Pendekatan partisipatif dalam program Demonstrasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Desa Sidomulyo dirancang tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya gizi, tetapi juga memberdayakan ibu-ibu agar berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting di lingkungan mereka. Program ini melibatkan para ibu secara langsung dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari penyuluhan gizi hingga praktik langsung memasak makanan bergizi. Dengan metode ini, ibu-ibu diajak untuk memahami betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga asupan gizi keluarga, terutama anak-anak, sehingga dapat mengurangi risiko stunting yang sering terjadi di wilayah mereka. Program Demonstrasi PMT bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai gizi melalui praktik yang nyata dan langsung. Ibu-ibu dilibatkan dalam kegiatan memasak bersama dengan bimbingan ahli gizi, di mana mereka diajarkan cara membuat menu sehat yang terjangkau, bergizi, dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Selain itu, ibu-ibu juga mendapatkan penjelasan tentang pentingnya kandungan gizi dalam setiap bahan makanan yang digunakan, seperti protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Selain edukasi mengenai gizi, program ini juga mendorong ibu-ibu untuk melakukan perubahan perilaku dalam pola pemberian makan anak di rumah. Salah satu tantangan terbesar dalam upaya pencegahan stunting adalah kurangnya kesadaran tentang pentingnya pola makan yang benar (Firdaus et al., 2024). Oleh karena itu, kegiatan demonstrasi ini menjadi langkah awal yang efektif untuk mengubah kebiasaan lama yang kurang sehat menuju pola makan yang lebih baik dan seimbang. Dengan keterlibatan aktif para ibu, mereka tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam perubahan pola makan keluarga.
Selain itu artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai implementasi program Demonstrasi PMT di Desa Sidomulyo, mencakup strategi yang digunakan, keterlibatan masyarakat, serta hasil yang telah dicapai. Diharapkan, pembahasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai efektivitas pendekatan berbasis komunitas ibu-ibu PKK dalam pencegahan stunting dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang menghadapi permasalahan serupa.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Agustus 2024 yang berlokasi di gedung serbaguna Desa Sidomulyo Kec. Karanganyar, Kab. Kebumen. Kegiatan ini diadakan oleh tim mahasiswa KKN UMP sebagai pelaksanaan proker kelompok tentang stunting. Selain itu Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ketua dan angota PKK Desa Sidomulyo serta Bidan Desa. mendalam konteks, proses, dan hasil dari program yang dijalankan, serta bagaimana keterlibatan masyarakat berkontribusi terhadap pencegahan stunting. Metode pengabdian masyarakat ini menggunakan metode sosialisasi serta penyuluhan yang dilanjutkan dengan demonstrasi PMT kepada Ibu PKK dengan jumlah sekitar 20 orang. Metode ini diterapkan karena pencegahan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan dinas kesehatan, tetapi masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam program-program yang dicanangkan oleh pemerintah. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan permasalahan terkait gizi dan pertumbuhan anak, sehingga melalui diskusi ini dapat ditemukan solusi konkret yang dapat segera diterapkan.
Pada tahap awal atau tahap persiapan hal yang dilakukan yaitu dengan menyampaikan kepada mitra apa yang akan dilakukan, mitra dalam hal ini ibu PKK dan anggotanya beserta dengan Bidan Desa. kemudian tim melakukan Pembuatan susunan acara serta menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan penyuluhan seperti pamflet. Setelah itu kami datang ke Balai Desa untuk melakukan persiapan sekaligus menata tempat yang akan digunakan untuk penyuluhan tersebut.
Pada tahap pelaksanan penyuluhan stunting diawali dengan pembukaan yang dilakukan oleh salah satu  rekan  kami selaku moderator, kemudian dilanjut sambutan dari kepala desa Kwasen, Bapak Sunarto. Setelah sambutan, baru memasuki kegiatan inti dari penyuluhan yaitu penyampaian materi dari narasumber
Pokok bahasan dalam penyampaian materi penyuluhan ini yaitu:
a. Definisi dan ciri-ciri anak yang mengalami stunting.
Materi ini membahas tentang pengertian stunting pada anak di bawah lima tahun, dengan fokus pada penjelasan penyebab serta upaya pencegahannya. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi akibat kekurangan asupan gizi selama 1000 hari pertama kehidupannya. Anak yang mengalami stunting umumnya memiliki ciri-ciri seperti tubuh yang pendek, sering mengalami sakit, penurunan kemampuan kognitif, mengalami obesitas, pertumbuhan gigi yang lambat, dan cenderung bersikap lebih pendiam.
b. Penyebab Stunting.
Konsep dasar stunting menjadi fokus utama dalam penyuluhan ini, karena pemahaman yang mendalam tentang penyebab stunting diharapkan dapat memperkuat solidaritas masyarakat Desa Sidomulyo dalam saling mengingatkan pentingnya pencegahan stunting. Diharapkan juga, anggota masyarakat memiliki kepedulian yang tinggi dan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap peran serta fungsi mereka di masyarakat.
c. Upaya pencegahan stunting.
Langkah-langkah pencegahan stunting dimulai dengan mengenali apa itu stunting beserta gejalanya. Selanjutnya, menjaga kebersihan makanan, memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dan memastikan asupan protein serta zat besi yang cukup selama kehamilan. Pemberian MPASI juga harus dilakukan secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan anak. Hal yang paling penting, jika anak menunjukkan gejala stunting, segera konsultasikan dengan tim pelayanan kesehatan yang tersedia di desa sidomulyo.
Sesi kedua dalam kegiatan penyuluhan ini diisi dengan demonstrasi pembuatan PMT. Beberapa ibu peserta penyuluhan ini antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan ini, bisa pada gambar 4 dilihat dengan ibu-ibu ikut serta dalam pembuatan PMT yang di pandu oleh mahasiswa KKN UMP.