[caption id="attachment_305385" align="aligncenter" width="960" caption="Spanduk."][/caption]
Setelah melewati proses yang panjang mulai dari awal garapan buku antologi puisi Seribu Sajak Tao Toba siap di launching, acara tersebut bakal diadakan Sabtu, 03 Maret 2014 pukul 14: 00 wib bertempat di  Ruang Pameran  Taman Budaya Sumatera Utara Jalan Perintis Kemerdekaan No. 33.
Buku Seribu Sajak Tao Toba bukanlah sebagai solusi untuk masalah Tao Toba, namun buku ini sudah bisa menjadi sebuah media untuk menyampaikan pesan para penulis kepada pembaca supaya lebih mencintai Danau Toba dan menjadi gagasan awal untuk produk-produk kreativitas berikutnya.
Penghancuran Tao Toba yang berlangsung secara terus menerus ide awal dalam pembuatan buku ini dengan cara berbeda yakni lewat Puisi.Pengumpulan Puisi dilakukan November tahun 2012 dan bakal dikumpulkan mencapai Seribu Puisi Untuk Tao Toba, dan diterbitkan menjadi empat jilid. Setiap jilidnya memuat 250 puisi. Ada banyak perjuangan yang di lakukan dalam mewujudkan buku ini yaitu dengan melaunching proposal buku Seribu Sajak Tao Toba ke dalam website pencarian dana yaitu wujudkan.com, namum belumlah maksimal dan tidak terwujud, dan masih tetap mengharapkan bantuan untuk mewujudkan buku ini.Harapannya kedepan bahwa sebagaian hasil dari penjualan buku bakal di donasikan untuk gerakan sosial untuk Tao Toba
[caption id="attachment_305386" align="aligncenter" width="403" caption="Sampul Buku"]
Dalam diskusi launching buku seribu sajak menghadirkan empat pembicara dengan latar belakang yang berbeda yakni: Jhon Fawer Siahaan akan mengurai proses awal garapan buku dan bagaimana kedepannya, Jones Gultom Puisi sebagai media untuk pelestarian Tao Toba, Asmita Surbakti berbicara pandangan Akademisi terhadap buku Seribu Sajak tao Toba untuk Tao Toba, dan Ranto Sibarani pandangan dari gerakan Sosial terhadap buku Antologi Puisi Seribu Sajak tao Toba.
Selain diskusi dalam launching buku seribu sajak tao toba juga bakal menampilkan beragam pertunjukan seni dari beragam simpul seni seperti Tari, Film, Musik, Rupa, Sastra yang menampulkan group muda seperti Samoland Ethnic, Simalem Art, Coro Siantar, Tataring,. Proletar Art dan acara ini terbuka bagi umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H