Ustadz medsos dalam kacamata Ulumul Hadits
   Dewasa ini teknologi semakin canggih. Terlebih dibidang telekomunikasi,maju dengan pesat. Ya,Media sosial,era sekarang siapa yang tak punya media sosial? Hampir semua kalangan memiliki akun media sosia. Sudah pasti kemajuan teknologi ini memberikan dua dampak, positif dan negatif. Dampak positif yang dirasakan antara lain, kita lebih mudah bertukar kabar, lebih cepat mendapatkan informasi, Sedangkan dampak negatifnya muncullah berita-berita hoax, fitnah,dan para pendakwah abal-abal.
   Tahun lalu banyak sekali muncul para pendakwah terlebih di kanal youtube dan instagram. Terlebih lagi usia mereka yang masih terbilang muda. Para da'i senior menyebut mereka sebagai ustadz dadakan,ustadz medsos.
   Lantas bagaimana kita menanggapi ceramah-ceramah ustadz medsos ini? Yang pasti kita jangan terlalu cepat membagikan vidio atau kutipan ceramah mereka tentang hadist yang belum kita ketahui kebenarannya. Karena nabi sendiri sudah mengatakan hukuman orang yang berdusta atas nabi
"Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia bersiap-siap mengambil tempat di Neraka." (Muttafaq 'alaih). Kita jangan terlalu cepat menyebarkan cuplikan vidio atau broadcast agama,meski terdapat hal-hal yang baik dan mendapatkan pahala. Karena bisa saja itu bukan hadits melainkan hanya sekedar kata mutiara seperti ungkapan "annadzhafatu minal iman"
   Disinilah pentingnya cabang-cabang ilmu Ulumul Hadits. Jika kita menemukan ceramah atau share dari grup wa atau lainnya yang kita belum kenal latar belakang penyampai hadits itu lebih baiknya kita jangan ikut me-share kembali. Karena khususnya bagi ustadz medsos ini banyak keraguan dalam pandangan ulumul hadist. Hal yang menjadi kejanggalan adalah segi ittisha al-hadits (bagaiman ia menerima hadits), tsiqat al hadits (memiliki sifat adil atau dhabit). Hal yang sangat diragukan lagi adalah dari segi Ilmu Al-Jarh wa At-Ta'dil, karena kita tidak tahu latar belakang serta keseharian para ustadz medsos.
   Mari bijaklah dalam menggunakan media sosial. Jika kita ingin belajar lewat media sosial,alangkah baiknya kita mengikuti akun-akun yang sudah jelas baik segi ilmunya ataupun latar belakang riwayat mereka,seperti Gus Baha, K.H Anwar Syahid,Gus Muwafiq,dan lainnya. Semoga kita dan generasi kita selanjutnya bisa mendapatkan hal positif dari kemajuan teknologi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H