Mohon tunggu...
Sidiq Nurhidayat
Sidiq Nurhidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi

12 Januari 2025   01:36 Diperbarui: 12 Januari 2025   01:36 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kurangnya ketegasan pemimpin dalam suatu organisasi dapat berdampak negatif pada kedisiplinan anggotanya. Pemimpin yang tidak tegas cenderung menyebabkan ketidakseimbangan dalam organisasi, yang berakibat pada sikap indisipliner, rendahnya rasa sosial, dan kurangnya kepedulian anggota terhadap organisasi. Hal ini menurunkan efisiensi dan efektivitas kerja sama tim, yang seharusnya menjadi fondasi dalam mencapai tujuan organisasi secara harmonis.

Untuk meningkatkan kinerja anggota, pemimpin perlu memperjelas tujuan dan harapan organisasi serta meningkatkan komunikasi dengan anggotanya. Selain itu, kedisiplinan harus ditegakkan agar anggota memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya. Pemimpin juga perlu menjadi panutan yang baik, memberikan contoh perilaku yang positif, dan mendorong anggota untuk memberikan umpan balik yang konstruktif demi keberlangsungan organisasi yang lebih baik.

Contoh nyata kurangnya ketegasan pemimpin terlihat pada sebuah kegiatan organisasi di masa lalu. Ketua umum dan ketua pelaksana tidak mampu merangkul anggota pelaksana untuk berkontribusi secara maksimal. Hal ini menyebabkan anggota panitia bergantung sepenuhnya pada ketua pelaksana, sehingga peran masing-masing tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, kegiatan tidak berjalan sesuai jadwal, peserta dirugikan, dan panitia kehilangan kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

Dalam konteks pengambilan keputusan, model Vroom-Yetton menekankan pentingnya menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu. Model ini menunjukkan bahwa pemimpin dapat memilih gaya kepemimpinan, mulai dari otokratis hingga partisipatif, sesuai dengan kompleksitas masalah dan tingkat kebutuhan partisipasi anggota. Pendekatan ini membantu pemimpin untuk membuat keputusan yang lebih efektif dengan mempertimbangkan masukan dari anggota tim.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi dan memotivasi orang lain agar bekerja menuju tujuan bersama. Kepemimpinan yang baik membutuhkan kemampuan komunikasi, ketegasan, dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat. Seorang pemimpin yang efektif mampu menciptakan kerja sama yang harmonis di antara anggota, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun