Pertengahan bulan Desember tahun lalu, masyarakat Indonesia bahkan dunia digemparkan dengan adanya fenomena yang sering disebut “ OM TELOLET OM !! “. Jadi, apa sih sebenarnya om telolet om itu ?
'Om telolet om' adalah sebuah teriakan yang awalnya diucapkan oleh anak-anak di pinggir jalan ketika sebuah bus melintas dengan harapan sopir akan membunyikan klakson yang unik. "Telolet telolet," begitu bunyinya. Namun mulai tanggal 19 Desember, fenomena tersebut mendadak viral di social media. Banyak masyarakat Indonesia yang ramai-ramai berburu om telolet om di pinggir-pinggir jalan. Dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan orang tua pun ikut meramaikan aksi itu. Banyak yang merekam aksi tersebut lalu di upload di youtube dan medsos lainnya. Dalam video-video yang memancing tawa itu, terlihat ekspresi kegembiraan tersendiri ketika Anda berhasil meminta supir membunyikan klakson dengan lambaian tangan dan teriakan, "Om telolet ommmmmm!" beramai-ramai.Secara mengejutkan fenomena om telolet om mendadak poluler dan menjadi trending topic di seluruh dunia. Diawali pada Selasa malam (20 Des), banyak DJ dan artis terkenal di dunia melalui akun medsosnya membuat status “OM TELOLET OM”. Tentu saja hal itu menimbulkan reaksi kepada para fans yang menjadikannya semakin populer. Tampaknya ada tren 'telolet challenge' dan 'demam telolet' yang sudah beberapa pekan menggerilya dari satu akun ke akun lain. Secara mendadak frasa om telolet om digunakan oleh banyak orang di berbagai negara. 'Biang keladinya' Indonesia, tentu saja tren ini bisa mendunia berkat peran internet.
Sayangnya, fenomena yang mendadak sangat populer itu tidak bertahan lama. Saat ini, seolah-olah trend tersebut hilang ditelan berita lainnya. Banyak faktor yang mengakibatkan mudahnya fenomena tersebut hilang. Salah satunya, jika di fikir-fikir, apa sih manfaat dari tindakan tersebut ? hanya sebuah kesenangaan belaka. Memang sudah ada berbagai grup “telolet mania”, yang sudah sejak lama berburu telolet bahkan sebelum menjadi viral di sosial media. Mereka tidak bosan dalam melakukan aksinya karena memang sudah “ketagihan” dan menjadi kesenangan tersendiri baginya. Namun, banyak masyarakat awam yang hanya mengikuti trend saai itu saja, sehingga lama-lama akan menimbulkan kebosanan bagi pengikut trend tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H