Penulisan sejarah Islam pertama kali masih bersifat Arab murni, tidak ada peran Persia atau Yunani, dan penulis sejarahnya pada generasi pertama adalah orang-orang Arab. Akan tetapi, dalam perkembangannya kemudian mendapat pengaruh dari ahli kitab dan Persia. Generasi pertama penulis sejarah, dalam menulis mencantumkan isnad (rangkaian pemberi kabar). Biografi ini dengan cepat berkembang.
Husein Nashshar menyimpulkan bahwa penulisan sejarah Arab Islam tumbuh dari dua arus yang berbeda :
- Arus lama, yang terdiri atas cerita-cerita khayalan dan folklore, yang dipengaruhi oleh corak sejarah Arab Klasik yang disampaikan oleh narator-narator yang berpindah dari Arab Utara, dalam bentuk al-ansab dan al-ayyam dan cerita-cerita tentang raja-raja Arab Selatan, serta riwayat penaklukan mereka. Biasanya, arus lama ini mengambil bentuk syair. Kisah-kisah ini tidak didasarkan atas penanggalan kejadian, antara satu peristiwa dan peristiwa lainnya tidak ada hubungannya.
- Arus baru, yang dimunculkan Islam, yaitu arus biografi, yang terdiri atas berita-berita autentik dan mendalam, cabang dari ilmu hadis, melalui kritik dan seleksi, terdiri dari kisah-kisah yang benar dan terkadang khayalan. Sejarawan mengumpulkan kisah-kisah itu, menyusunnya, menghubung-hubungkan antara satu dan yang lain, dengan disinari oleh ayat-ayat Al-Qur'an.
Bentuk dasar karya Islam adalah pernyataan sederhana peristiwa-peristiwa lepas, tanpa bobot, walaupun aneka ragam, penonjolan watak, semuanya disusun sekaligus, tanpa suatu penjelasan mengenai sebab-musababnya. Beberapa bentuk tersebut berupa kabar, kronik, biografi, dan sejarah umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H