Mohon tunggu...
Sidik Awaludin
Sidik Awaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relations Writing

[Penulis Freelance, Menyajikan tulisan asumsi pribadi Berdasarkan Isu-Isu hangat]. [Motto: Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati.]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salahkah Umat Muslim Datang ke Gereja?

9 Mei 2021   09:46 Diperbarui: 9 Mei 2021   09:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/R4Vpor9MBfa6dcMn7

Beberapa tahun lalu sering banget diundang teman saya ke dalam Gereja, menurut saya oke saja tidak ada masalah. Bahkan tingkat keimanan saya juga tidak berubah sedikitpun, pihak pengundang sendiri atau teman saya tahu betul bahwa saya beragama islam, tetapi mereka juga merasa asik-asik aja dengan kehadiran saya di Gereja. Justru ketika diundang itulah, saya selalu sampaikan misi persahabatan saya sebagai sesama manusia, saya selalu katakan dengan teman saya di Gereja. 

"Kamu jangan melihat islam dari wajah-wajah teroris itu atau wajah ormas-ormas radikal itu, tapi lihatlah dari wajah islam moderat seperti saya yang jumlahnya jauh lebih banyak dari keberadaan mereka." Apakah begitu penting saya harus memenuhi undangan teman saya ke Gereja itu? Menurut saya sangat penting, karena saya tidak ingin ada kesalahpahaman antara umat beragama hanya karena ulah oknum segelintir manusia yang tidak suka dengan kerukunan antar pemeluk agama. 

Dengan menjalin persahabatan itulah sebetulnya kita sudah melindungi banyak umat muslim di masing-masing daerah yang jumlahnya minoritas, supaya tidak terjadi gesekan antar pemeluk agama yang dilakukan oleh oknum-oknum beragama islam di daerah lain hanya karena mereka merasa angkuh karena bagian dari umat agama islam yang mayoritas di wilayahnya. Menurut keyakinan saya bersahabat dengan orang-orang yang berbeda agama itu penting, begitu juga dengan mereka yang berbeda suku, ras dan budaya. 

Jika kita mau merenungi sejenak, sebetulnya siapa sih kita ini yang selalu merasa lebih tinggi dan hebat dari sesame manusia lainnya? Wong kita sama-sama berasal dari sperma saja terlalu banyak bertingkah. Karena itu saya senang sekali ketika melihat Gus Miftah dihujat saat dia menyampaikan salam persahabatan di sebuah Gereja di Jakarta, mungkin perlu ribuan hujatan supaya gambarnya tersebut menjadi viral di medsos, dengan gambar yang viral tersebut sebuah pesan akan tersebar lebih luas dan orang-orang akan melihat keindahan persahabatan salah seorang tokoh muslim itu yang sedang menyampaikan pesan perdamaian dan kesatuan disana seperti halnya semboyan yang dianut negara kita yakni "Bhineka Tunggal Ika."   

Sedangkan sekelompok oknum yang merasa takut ketika umat yang berbeda agama datang mengunjungi tetangganya di Gereja adalah mereka yang ingin persatuan negara ini pecah, mungkin mereka tidak paham nilai persahabatan bahkan lebih kacaunya tidak paham esensi dari nilai keagamaannya. 

Pesan saya untuk mereka yang senang mengadu domba kerukunan antar umat beragama, Sekali-kali datanglah kalian ke Gereja, Vihara, Kelenteng ataupun rumah ibadah agama yang berbeda lainnya. Disana kalian akan melihat kebesaran dan keagungan Tuhan yang telah mencipatakan manusia di bumi ini dengan ciri khas perbedaannya dan sebetulnya kita ini diperintahkan Tuhan untuk belajar dari perbedaan agama itu semua.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun