Mohon tunggu...
Sidik Awaludin
Sidik Awaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relations Writing

[Penulis Freelance, Menyajikan tulisan asumsi pribadi Berdasarkan Isu-Isu hangat]. [Motto: Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati.]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepanikan Munarman di Mata Najwa Berujung di Sel Penjara

29 April 2021   13:57 Diperbarui: 29 April 2021   14:13 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi/Tribunnewsmaker.com

Saya baru saja melihat video siaran ulang Mata Najwa yang dibagikan oleh seorang teman di grup Whatshaap. Video itu berupa wawancara eksklusif Najwa Shihab dengan Munarman, yang merupakan pentolan FPI yang sedang dalam sorotan pemberitaan saat ini karena hadir dalam suatu acara pembaiatan ISIS tahun 2015 di Makassar dan beberapa daerah lainnya. 

Dalam acara Mata Najwa itu, Munarman terlihat sekali emosinya karena merasa dijebak oleh Najwa melalui beberapa pertanyaan yang dilontarkannya. Munarman akhirnya mencari cara untuk memutarbalikkan fakta tersebut dengan membantahnya, dia mengatakan kalau acara pembaiatan di Makassar tersebut membicarakan tentang counter terorism di depan para hadirin anggota FPI. 

Padahal kalau saya perhatikan dengan detail, dari judul banner yang terpasang di acara pembaiatan yang di Makassar tersebut bertuliskan "Menegakkan Syariah Daulah Islamiyah" untuk orang awam mungkin tidak tahu maksud dari tulisan tersebut, tetapi bagi orang yang mempunyai ilmu cukup mengenai kaidah ajaran islam, hal tersebut sudah jelas itu acara dengan maksud dan tujuan untuk apa.   

Dalam acara yang diselenggarakan di Makassar tersebut, Munarman hanya salah satu dari 3 pembicara yang hadir, sedangkan yang keduanya bernama Fauzan al-anshari dan M. Basri. Fauzan al-anshari ini menjabat sebagai ketua bidang di Majelis Mujahidin pimpinan Abu Bakar Baasyir, sudah sangat jelas tujuan acara tersebut untuk apa. Karena Abu Bakar Baasyir sendiri sudah berbaiat kepada ISIS, Fauzan sendiri tidak lama berselang menghadiri acara tersebut lalu meninggal dunia karena sakit. 

Sosok yang kedua bernama M. Basri, basri ini merupakan napi Nusakambangan yang pernah ditangkap oleh Detasemen khusus 88 karena keterlibatannya dengan jaringan teroris aktif dan merupakan otak dari percobaan pembunuhan Gubernur Sulsel pada tahun 2012 silam. Basri juga akhirnya meninggal dunia di dalam ruang tahanan high risk, penyebabnya karena sakit gagal jantung.   

Dari kedua pembicara yang saya paparkan itu, sudah dinyatakan teridentifikasi sebagai teroris oleh Polri. Sangat lucu sekali jika Munarman hadir sebagai salah satu pembicara di Makassar tersebut mengatakan dia tidak tahu itu acara apa? Karena kebohongannya itulah, Najwa mencoba menggali informasi lebih dalam mengenai keterlibatan Munarman disaat dia menghadiri acara di Makassar tersebut. 

Kalau saya perhatikan Munarman memang sedang panik saat itu, terlihat ketika Najwa terus menyerangnya dalam bentuk pertanyaan yang sebetulnya dia ungkapkan dengam narasi yang tidak bisa diterima dengan logika bagi seorang Najwa Shihab. Munarman benar-benar terpojok disaat acara Mata Najwa tersebut dan sibuk sendiri dengan mencari narasi pembelaan sana-sini untuk dirinya agar masyarakat tidak menilai bahwa dirinya tidak dianggap bersalah seperti opini yang sudah tersebar luas di media sosial.   

Munarman saat ini berada di posisi seorang diri, para laskar FPI yang dulu berbaiat di Makassar itu sudah ditangkap satu persatu oleh Densus 88 bahkan salah satu dari mereka yang tertangkap bernyanyi tentang kehadiran Munarman di Makassar tersebut. Itulah alasan mengapa Munarman bersedia hadir saat diundang di acara Mata Najwa, Munarman bertujuan ingin membentuk opini publik bahwa dirinya tidak bersalah melalui acara itu. daripada nanti disuruh klarifikasi di kantor polisi tidak ada yang menontonnya, mending di Mata Najwa" begitu barangkali dalam pikirannya. 

Sayang sekali, ternyata jalannya acara Mata Najwa tersebut tidak seperti ekspetasi yang diharapkannya karena Munarman merasakan paranoid seperti terus diikuti oleh polisi dari siang hingga malam dini hari, Munarman akhirnya meledak emosinya disaat Najwa mencoba menggali informasi mengenai keterlibatannya di Makassar tersebut. Untung saja gelas yang berisi air minum yang berada di depannya, tidak sampai disiramkan ke muka Najwa. Kalau itu benar terjadi, mungkin akan menjadi viral di dalam pemberitaan dengan bertuliskan judul headline yang besar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun