Saya merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti program asistensi mengajar yang ditempatkan di SMA Negeri 1 Blitar bersama dengan tujuh teman mahasiswa lainnya di program studi yang berbeda yaitu tiga mahasiswa dari prodi kimia, tiga mahasiswa dari prodi geografi, dan dua mahasiswa dari prodi fisika termasuk saya, dimana kami berasal dari universitas yang sama yaitu Universitas Negeri Malang. Sebelum kami terjun melakukan program asistensi mengajar, kami melakukan observasi terlebih dahulu ke sekolah. Disana kami disambut oleh bapak/ibu guru dan kepala sekolah dengan baik. Setelah berkeliling melihat-lihat lingkungan sekolah, kami kembali melakukan konsultasi dengan Ibu Nia yang merupakan guru coordinator asistensi mengajar di sekolah ini dan tiga guru pamong yang akan mendampingi kami selama melakukan tugas program asistensi mengajar di sekolah ini selama satu semester ini. Sebelum pelaksanaan program dilakukan, kami harus menyusun daftar rancangan program yang akan kami realisasikan di sekolah ini. Setelah melakukan konsultasi beberapa kali dengan bapak/ibu coordinator dan pamong bersama dengan bapak dosen pembimbing, kami berhasil merancang list program yang akan kami lakukan. Dilihat dari kondisi sekolah, sekolah ini telah terakreditasi A dan dapat dikatakan sebagai sekolah yang cukup maju dan modern. Dimana kami melihat sekolah ini rata-rata aktivitasnya telah di dukung oleh teknologi.
Pada saat penerjunan tugas pertama kali, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara offline atau tatap muka. Untuk tugas awal, kami membantu bapak/ibu guru pada masing-masing mata pelajaran (fisika, kimia, dan geografi) dan melaksanakan pembelajaran secara langsung didalam kelas. Mata pelajaran yang saya ajar adalah mata pelajaran fisika. Pada pertemuan pertama saya di kelas bersama anak-anak saya bertanya mengenai system pembelajaran pada mata pelajaran ini oleh guru mata pelajaran dan anak-anak mengatakan bahwa mereka hanya diberikan tugas dan tidak dijelaskan mengenai materi secara langsung. Untuk tugas-tugas yang diberikan pun tidak pernah dikumpulkan dan diperiksa oleh guru mata pelajaran tersebut. Kemudian saya dan anak-anak membuat kesepakatan untuk kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran ini. Kesepakatan yang kami lakukan seperti pemberian evaluasi di akhir jam pelajaran untuk meninjau pemahaman siswa per bab materi, melakukan tugas dengan cara berkelompok atau individu dan mengumpulkan sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati bersama, tidak boleh mengobrol atau melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar selama kelas berlangsung dan kesepatakan lainnya.
Pada minggu ketiga penugasan, kami mulai melakukan beberapa rancangan program yang telah kami susun untuk direalisasikan di sekolah. Hal yang kami lakukan pertama kali adalah menentukan project masing-masing prodi. Sebelumnya, kami melakukan rancangan desain terlebih dahulu dan mengkonsultasikannya kepada guru pamong. Setelah mendapat beberapa masukan dan finalisasi barulah saya dan teman-teman memberikan project tersebut ke masing-masing kelas yang kami ampu. Di minggu selanjutnya, kegiatan sekolah adalah melaksanakan pembelajaran seperti biasa hingga beberapa minggu kemudian sekolah mengadakan suporter DBL (Developmental Basketball League) dimana tim dari SMA Negeri 1 Blitar masuk ke tahap lima besar. Pada minggu-minggu terakhir kegiatan sekolah adalah Ujian Semester, kami ditugaskan oleh ibu coordinator AM untuk ikut membantu mengawas bersama dengan guru pengawas di ruang ujian. Kebetulan dalam beberapa hari jadwal mengawas, saya mendapat rekan mengawas dengan guru-guru muda. Kami banyak mengobrol mengenai kehidupan perkuliahan pada jaman mereka dan jaman saya saat ini dengan melihat beberapa perubahan kegiatan dari waktu ke waktu. Bukan hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas saja, kami juga membantu kegiatan administrasi di sekolah ini. Kegiatannya adalah seperti membantu bapak/ibu guru di ruang guru, membantu merekap kehadiran guru, membantu mengecek dan mengkondisikan kelas yang jam kosong, membantu di ruang BK untuk merekap kehadiran siswa, membantu piket tata tertib untuk menertibkan siswa memakai atribut lengkap di sekolah dan masih banyak kegiatan lainnya.
Jika dilihat dari letak strategisnya, sekolah ini berlokasi ditengah kota dan dekat dengan jalan raya sehingga mudah untuk dijangkau masyarakat. Transportasi siswa ke sekolah rata-rata menggunakan sepeda motor dan tidak ada yang menggunakan angkutan umum seperti angkot atau bus. Siswa-siswanya juga sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan lomba dan selalu membuahkan hasil dan mendapat juara sehingga dapat dikatakan sekolah ini merupakan salah satu sekolah berprestasi. Bapak dan ibu guru serta kepala sekolahnya juga semua staff sangat ramah dan senang membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan asistensi mengajar ini. Kami sangat senang dan bersyukur mendapat tempat pelaksanaan di sekolah SMA Negeri 1 Blitar yang tidak pernah menuntut banyak kepada kami namun selalu memberikan kami ruang untuk bertumbuh dan mendapat banyak ilmu pengetahuan serta pengalaman yang sangat berarti bagi kami. Selama saya mengikuti program ini di sekolah ini, sangat banyak hal-hal positif dan ilmu yang saya dapatkan yang sangat berguna untuk saya manfaatkan dalam realisasi jurusan yang saya pilih terkhusus dalam dunia pendidikan formal.
Dari banyaknya perkembangan yang saya dapatkan dalam bidang soft skill salah satunya adalah etika dalam berkomunikasi antar pihak inter maupun luar sekolah. Saya belajar tentang tata cara dalam mengondisikan kelas dan menertibkan siswa di sekolah. Selain itu, saya juga ikut membantu proses pembelajaran di dalam kelas. Kebetulan saya ditugaskan untuk membantu di kelas X-1, X-2, XI-3, dan XI-7. Saya sangat tersanjung dan bangga dengan sekolah ini, dimana tidak ada bentuk pembedaan, seperti contoh golongan antar ras. Namun sekolah ini berusaha untuk selalu menjaga solidaritas dan simpati terhadap sesama. Salah satu contohnya adalah didalam satu kelas, siswa yang berkebutuhan khusus digabung dengan siswa lainnya. Secara tidak langsung hal ini membuat siswa yang berkebutuhan khusus merasa dirinya tidak dispesialkan dan tidak dibedakan dengan siswa lainnya sehingga mereka tidak merasa diasingkan tetapi diratasamakan dengan teman-teman lainnya dalam hal belajar, ekstrakurikuler dan berbagai kegiatan lainnya. Bukan hanya di dalam kelas saja, namun para siswa ABK ini juga diberikan kesempatan dan tugas untuk mengikuti praktek keahlian sesuai dengan kelas keahlian yang mereka pilih. Rasa simpati yang tinggi membuat sekolah ini selalu mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai kegiatan lomba yang selalu ikut berpartisipasi. Semoga kepala sekolah, bapak ibu guru dan seluruh pihak yang ikut mendukung sekolah ini semakin solid dan maju.
Adapun rekap kegiatan Asistensi Mengajar UM di SMAN 1 Blitar dapat Anda kunjungi melalui akun instagram:
@am.sman1blitar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H