Dzakiyya Amalia Ma'ruf atau biasa dipanggil Lia, adalah seorang difabel tuli kelahiran 2002 dari ayah bernama  Teguh Noor Yulianto dan ibu bernama Sulami Ambarwati. Beliau adalah orang tua yang peduli terhadap pendidikan anaknya. Lia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Dia adalah teman tuli satu sekolah tetapi dia adik kelas di TKLB SAMPAI SDLB SANTI RAMA. Kita belajar bersama di satu sekolah sampai SD dan berpisah saat saya lulus SDLB SANTI RAMA. Menurut cerita dari orang tua Lia, sejak usia 3 tahun dia sudah terlihat sangat aktif. Ia adalah seorang anak yang tidak mau diam dan sangat senang lari- lari salto dengan gaya yang tomboy hingga mengikuti kegiatan taekwondo. Bermula dari sinilah Lia mengikuti jejak sang kakak yang juga menekuni olahraga taekwondo, ia sering bergabung bersama teman-teman sepermainan didekat rumahnya untuk latihan taekwondo dan badminton. Orang tua Lia pun mempunyai hobby olahraga bulu tangkis, sehingga hobby dalam bidang olahraga tersebut menurun kepada anak-anaknya.Â
Lia selalu menyempatkan diri untuk latihan di sela-sela waktu luangnya. Dia menekuni olahraga bulutangkis sejak duduk di bangku SDLB. Apalagi pihak sekolah juga sering mengikut sertakan ia sebagai utusan dari SDLB pada berbagai ajang perlombaan. Seiring berjalannya waktu, orang tua Lia mulai memperhatikan bakat anaknya. Akhirnya orang tua Lia, yaitu Pak Teguh dan Ibu Ambar memasukan Lia ke Club Jaya Raya Metland di dekat rumahnya, dengan tujuan agar orang tuanya tidak terlalu jauh ketika akan mengantar dan menjemput nya. Selama latihan berlangsung, Lia sangat konsisten dan tekun belajar. Selain itu ia juga selalu semangat apabila ada event atau ajang perlombaan. Dia kerap kali mengikuti perlombaan khusus untuk difabel sejak kelas 3 SDLB, namun ia belum berhasil. Tak berhenti sampai disana, Lia tidak menyerah, namun malah semakin bersemangat untuk mencoba. Berkat dorongan orang tua dan semangat Lia yang membara, akhiranya ia dapat menyabet juara pada beberapa perlombaan. Kejuaraan yang pernah diraih adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2017 mendapat medali double emas lomba PEPARPENAS (Pekan Paralimpik Pelajar Nasional) kelas perorangan
2. Tahun 2018 mendapat medali double mix penunggu ganda putri (Asias Pasiffic Deaf Badminton Campion) di Kuala Lumpur Malaysia.
3. Tahun 2019 mendapat medali emas double mix dan perunggu ganda putri (WROD DEAF YOUTH BADIMATION CAMPIONS) di Taipos cinaÂ
4. Tahun 2021 mendapat medali perunggu singel PEPARNAS (Pekan Paralimpik Pelajar Nasional) di Papua
5. Tahun 2021 mendapat medali perunggu ganda putri ASIA PASIFIC DEAF 2022 di Pattaya Chounburi
Alhamdulillah, Lia sekarang berkuliah di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Kepelatihan Kecabangan Olahraga angkatan 2021. Semoga Lia dapat melatih anak-anak difabel lainnya, supaya tumbuh seperti Lia yang lain. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi orang tua, jangan pernah lelah memberi semangat dan tidak membedakan anak yang difabel maupun non difabel. Anak dengan kebutuhan khusus tetaplah Karunia Tuhan, dan Tuhan Maha Adil serta Maha Penyayang. Tetap semangat mendidik dengan kasih sayang, menjadi pendengar yang baik dan berilah kesempatan untuk membuktikan bakatnya. Jangan pesimis, tetap tegakkan badan! Anak difabel mampu berkembang dan bisa dilatih potensi dan keterampilannya dengan kemampuan tertentu, mereka bisa bekerja dengan baik. Bukan hanya sang anak yang harus berjuang, namun orang tua juga harus memberikan dorongan dan yang tak kalah penting adalah mendoakan. Â Tetap semangat Lia, kawan ku dan teman-teman difabel yang sedang berjuang menggapai impian. Aku, kamu, kita, setara.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H