Mohon tunggu...
Sinta Dewayanti
Sinta Dewayanti Mohon Tunggu... -

saya menyukai ilmu. saya menyukai kebebasan menulis. saya menyukai diskusi, asal dengan landasan ilmu :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Harto : Wis Ora Jamane Kancil Nyolong Timun Le...

5 Juli 2014   17:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:22 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam video youtube berdurasi 38 detik ini, terdengar suara 'Pak Harto' memberi nasehat: sudah bukan masanya si kancil mencuri ketimun, nak. Dilanjutkan dengan cuplikan penebangan hutan secara ilegal, lalu muncul tokoh si kancil.

Video yang berjudul 'kancilnyolongtimun' di atas di buat untuk mengingatkan pada hari penentuan pemilihan langsung 2014 ini, Indonesia, negara tropis menawan yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam, membutuhkan pemimpin yang tidak melakukan pembiaran atas eksplorasi sumber daya alam oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab, pemimpin yang bersih, tegas, dan mengabdi pada kerakyatan.

Diawali dengan narasi bapak JK yang akan menghapus cerita “si kancil” yang diceritakan suka menipu sebagai salah satu program revolusi mental dari pasangan Capres nomor urut 2: Jokowi dan JK, quotes yang njawani ini juga mengingatkan bahwa cerita si kancil mencuri ketimun bukanlah cerita ideal untuk generasi masa depan. Walaupun ada pihak yang keberatan bahwa sebenarnya kancil itu cerdas dan cerdik, namun relakah orangtua mengamini si kancil menjadi panutan bagi putra putrinya?

Berdasarkan studi, pikiran bawah sadar memengaruhi perilaku sehari-hari manusia sebanyak 88% dan 12% sisanya merupakan pengaruh pikiran sadar. Dongeng yang kita bacakan, film yang kita suguhkan, akan terbawa dalam alam bawah sadar, khususnya pada usia golden age (0-8), di saat otak anak mempunyai kemampuan bagaikan spons, menyerap sebanyak mungkin yang dia mampu.

Disinilah kami mendukung revolusi mental untuk mencetak sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Pendidikan akhlak yang baik harus dimulai sejak dini. Tidak ada lagi buang sampah sembarangan, merekahnya generasi optimis, terciptanya generasi muda yang mandiri, berakhlak dan bertanggung jawab dan munculnya para jiwa pemimpin yang melayani.

Kini, saatnya Indonesia berbenah dengan mengedepankan pendidikan bernilai edukasi, budi pekerti, dan menanamkan empati sejak dini.

Salam dua jari :)

Yogyakarta, 04 Juli 2014

Hicca Studios

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun