Beberapa waktu yang lalu, aku SMS temen kuliahku dulu untuk menanyakan kabarnya. Sudah hampir 7 tahun kami tidak bertemu. Terbayang dulu waktu kuliah aku sering minta rokoknya, dia pecinta sejati « Dji Sam Soe » .
Nah dulu, ketika aku minta rokok Dji Sam Soe nya dia bilang : ‘Baca dong tulisan di balik bungkus rokok Dji Sam Soe itu.‘
Yup, terus aku baca :
“Rokok ini memakai tembakau berkualitas tinggi dengan tembakau madura yang manis baunya dan tembakau amerika yang harum dicampur dengan cengkeh terpilih yang rajangannya halus dan saus khusus yang sama dari generasi ke generasi supaya sejarah cita rasa tinggi tetap terjaga. Pembuatan rokok ini dilakukan dengan teliti. Mengisap rokok ini segera tahu bedanya. Rokok ini asal tidak terkena hawa basah disimpan lebih lama akan menambah rasanya lebih enak”
‘Lucu gak’, katanya. ’Enggak sama sekali’, jawabku ’Sekarang baca lagi, tapi kata “rokok”, “tembakau”, “cengkeh”, dan “saus” diganti dengan kata “anu”’, lanjutnya
Langsung aku baca lagi :
“‘Anu’ ini memakai tembakau berkualitas tinggi dengan ‘anu’ madura yang manis baunya dan ‘anu’ amerika yang harum dicampur dengan ‘anu’ terpilih yang rajangannya halus dan ‘anu’ khusus yang sama dari generasi ke generasi supaya sejarah cita rasa tinggi tetap terjaga. Pembuatan ‘anu’ ini dilakukan dengan teliti. Mengisap ‘anu’ ini segera tahu bedanya. ‘Anu’ ini asal tidak terkena hawa basah disimpan lebih lama akan menambah rasanya lebih enak”
Aku terpingkal tapi tetap saja tanpa ekspresi. Yang lucu adalah kalimat terakhir. Kalau sekarang, kalimat itu bisa jadi alternatif jawaban buat pria-pria yang sudah mapan tapi masih menunda-nunda untuk menikah « disimpan lebih lama akan menambah rasanya lebih enak »
=========== Siddiq PRATOMO ===========
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H