Mohon tunggu...
Josephus Willy
Josephus Willy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Corat Coret soal Macetnya JORR

9 April 2015   07:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

sebetulnya catatan ini saya buat sekitar 2 mingu lalu, namun belum sempat saya posting,

Kemacetan JORR dan solusinya

Jkt 30 maret 2015

Minggu lalu saya membaca tabloid otomotif , di sana ada mengenai kemacetan JORR dan solusinya. Saya jadi tergelitik untuk menulis sebuah tulisan.

Sebelumnya saya menceritakan tentang diri saya dulu, saya adalah karyawan swasta, di bidang telekomunikasi. Jadi tidak mempunyai background kemacetan lalulintas. Namun dalam didikan orangtua saya ditekankan untuk taat aturan lalulintas sejak dini. Saya melihat di Jakarta makin lama makin banyak kendaraan, dan orang makin tidak memperdulikan aturan dan kesopanan berlalulintas.

Sehari hari saya ke kantor meggunakan sepeda motor, dan di kala weekend menggunakan mobil.

Sebagai pengendara motor, sering kesel dengan ulah motor (dan mobil juga) yang tidak taat aturan, kalau naik mobil, apalagi di TOL saya juga merasakan hal yang sama, pengendar mobil juga banyak yang tidak kenal aturan. Ini salah satu pemicu saya menulis artikel ini.

Kebiasaan kebiasaan  buruk di jalan TOL

Beberapa kebiasaan di jalan TOL adalah tidak sabarnya orang sehingga jalanan menjadi semerawut dan macet.

Di TOL ada batas kecepatan minimum dan maxmum, ternyata tidak semua orang menaati aturan ini,

Bukan hanya TRUK dan kendaraan besar yang sering menjalankan kedaraan dibawah kecepatan minimum, namun sering juga kedaraan pribadi berjalan dengan kecepatan dibawah 60kmpj. Sehingga di belakangnya terjadi antrian dan kendaraan lain menjadi tidak sabar

Untuk keluar TOL, juga sering menjadi masalah, kendaraan dari jalur tengah atau kanan memotong ke kiri untuk keluar dengan jarak kurang dari 200m dari jalur keluar, bukan antri dari jauh. Akibanya bisa fatal, membuat macet, juga berbahaya sebab kendaraan yang melintas dibelakangnya tiba tiba harus mengerem .

Yang paling umum,,,…. bahu jalan, tidak perlu di bahas semua sudah tahu.

Kemacetan oleh TRUK dan BUS

Selain kemacetan oleh kendaraa pribadi di atas, juga ada kemacetan oleh bus dan truk, di aturan jalan TOL sudah di tulis truk dan bus HARUS disebelah kiri, namun banyak juga yang jalan di tengah atau lajur kanan, ini membaut kendaraan lain sulit bergerak, belum lagi, kalau kendaraan besar itu berjalan dengan kecepatan 40kmpj, dan didahului ole kendaraan dengan kecepatan 42kmpj, waduh lama sekali baru bisa tersusul sementara kendaraan pribadi sudah terlanjur menumpuk dibelakangnya.

Belum lagi kalau orang hendak keluar dari jalan TOL tapi terhampat oleh truk yang lambat

Petugas lalulintas

Kebiasaan kita sebagai pengguna jalan sering baru mau taat jika ada polisi.  Selama tidak ada petugas yang berjaga, maka tentu orang akan seenaknya saja.

Solusi yang di usulkan

Lajur truk di ubah dan aturan untuk truk

Saat ini karena lajur truk/bus di sebelah kiri, maka pengguna kendaraan pribadi terhambat jika ingin keluar TOL.

Jika lajur truk dibuat di sebelah kanan, maka kendaraan pribadi untuk keluar masuk tol tidak akan terhambat

Tapi bagaimana kalau truk tersebut berjalan lambat di kanan? Ya tidak masalah, ditambah satu aturan, sesama truk dan bis dilarang saling mendahului, ini merupaka efek jera,

Jika truk dan bus dilarang masuk TOL, akibatnya transportasi terhambat, kerugian untuk pengusaha.

Namun jika tetap boleh masuk TOL dengan batas kecepatan miniumum 60kmpj, dan tidak boleh saling mendahului, maka truk dan bus yang konsisinya bagus, tentu akan merasa dirugilan oleh truk/ bus yang lambat, biarlah mereka menyelesaikan masalah mereka, kalau tidak layak masuk TOL dan dipaksakan, tentu merugikan sesama pengusaha,

Aturan keluar masuk pintu buat truk

Tidak semua pintu masuk dan keluar di perbolehkan untuk truk/bis, misalnya truk bis tujuan lebak bulus, HARUS keluar di cepete, sehingga penumpukan di sebelum exit pondok indah tidak semrawut, dan lajur sesudah keluar juga tidak dipenuhi oleh truk/ bus yang saling menutup jalan di dekat POINSSQUARE.

Untuk pintu masuk nya juga disesuaikan, tidak semua jalur masuk diperolehkan untuk  truk/bis, misalnya hanya boleh masuk di pintu tol pasar jumat, sehingga perempatan pondok indah dan fatmawati tidak di penuhi oleh truk yang igin masuk TOL.

Pada jalur masuk ini, dan pintu masuk truk dibuat khusus. Truk hanya boleh masuk dan langsung melintas menuju lajur kanan

Untuk memastikan bahwa truk sudah sampai di lajur kanan dan iringan truk tidak menghalangi kendaraan pribadi, maka pintu masuk truk dibuat interval 3-5 menit. (sebab mereka juga harus masuk ke jalur kanan berebutan dengan truk lainnya. Truk dan bus di jajur kanan WAJIB memberi kesempatan untuk truk yang ingin masuk ke jalur  khusu bus/truk, sehingga tidak terjadi kemacetan di lajur kiri dan tengah.

Batas maximum truk masuk ke lajur kanan sampai 2km dari pintu tol.

Aturan keluar tol kendaraan pribadi

Kendaraan pribadi juga sering membuat kemacetan. Karena sering berebut jalur keluar secara mendadak. Untuk itu, kendaraan yang ingin keluar tol wajib pindah ke lajur kiri sebelum 600m dari lajur keluar. Untuk truk wajib berpindah jalur 2km sebelum exit tol da hanya pada exit tol peruntukannya.

Pantauan polisi

Bagaimana cara memantau kendaraan?

Sekarang sudah banyak CCTV untuk memantau, maka kedaraan pribadi yang melanggar aturan 600m, melanggar bahu jalan dll

Di setiap exit TOL ada petugas yang selalu memantau CCTV dan langsung menilang pelanggar tersebut, sehingga orang terbiasa sadar bahwa di tol selalu diawasi.

Jika pantauan polisi di TOL sudah terbiasa, maka pantauan CCTV di jalan umum dan busway tentu dapat dilakukan , sebab titik exit TOL lebih sedikit dibandingkan titik jalur bust trasnjakarta.

Semoga coret coretan saya in bsia berguna untuk kelancaran jalan TOL dan Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun