Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah (Bukan Anggota Komisi II) tidak pernah menaruh curiga jika oh jika uang yang di beri oleh M Nazarudin sebesar U$D 100.000 tersebut dari uang yang tidak wajar. Jafar juga tidak pernah menanyakan asal-usul uang itu kepada Nazarudin, karena dianggap lumrah terima uang dari bendahara.(jangan-jangan sudah biasa dong.huhahuha,..).
Siapa yang tidak kenal M Nazarudin mantan bendahara partai Demokrat yang harus di jemput kepulangannya dari luar Negeri sana, waktu itu kasus yang di hebohkan adalah tentang bancakan proyek yang pada akhirnya menyeret nama-nama top semacam Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng dan lain-lain.
Setelah kasusnya di adili dan mendapat vonis hakim M Nazarudin tidak terus diam, dengan berbekal pengetahuan segudang bahkan dua gudang tiga gudang tentang korupsi dan kongkalikong, Nazarudin kembali beraksi. hasilnya kini adalah kasus korupsi ektp yang semakin tenar dan semakin membuat uji nyali untuk Pemerintahan dan KPK pada khususnya.
Yang sangat menarik adalah, M Nazaruddin melihat sendiri mantan Wakil Ketua Komisi II Ganjar Pranowo menerima U$D 500.000, dan Nazarudin memastikan juga semua anggota komisi II DPR-RI 2009-2014 yang berjumlah 50 orang itu (termasuk ketuanya) menerima uang panas ektp  yang di dalamnya ada nama seperti Arif Wibowo, Agun Gunandjar, Chairuman Harahap, Yasonna Laoly, Marzuki Alie, Mustokoweni, Teguh Juwarno, Markus Nari, Taufik Effendi dan lain-lain.
Selanjutnya Nazarudin mengatakan karena nominalnya tidak sesuai Ganjar menolak uang itu, awalnya Ganjar hanya di beri 150.000 U$D dan Ganjar minta jatahnya sama dengan ketua, bahkan di kesaksian katanya sampai ribut-ribut. Akhirnya deal deh 500.000 U$D.
Siapa yang bohong? dengan logika santai dan nglayem, benyu memastikan kali ini Nazarudin keren dan benar. jafar yang bukan anggota komisi II saja sudah membuka dengan mengembalikan uang, Ganjar sudah mengakui di tawari uang sampai 3 kali.
Sebelumnya kita ketahui dalam sidang ektp Ganjar bersaksi "menolak pemberian uang panas ektp sampai dua bahkan tiga kali." yang membuat bibi benyu geleng-geleng kepala dan menjerit, karena masih ada orang yang bisa menolak uang di jaman serba asik begini.ternyata,.." kurang. huhahuha..."
Di sini persoalan yang timbul bukan lagi soal korupsi ektpnya atau Nazarudinnya. tapi sudah merambah ke soal etika, moral dan malas memasak, setelah bibi benyu membaca dari koran tentang penolakan Ganjar yang tidak mau menerima uang 150.000 U$D (ternyata kurang karena nominal tidak sesuai), dengan lembut bibi mengatakan "Ganjar Pranowo tidak tahu di untung, di kasih hati minta jantung,"
Dan jika persoalan etika dan moral itu urusan mereka, maka Persoalan memasak menjadi masalah baru di keluarga benyu," karena sejak bibi rajin membaca koran untuk mengikuti perkembangan kasus ektp, beliau jadi sering telat memasak. imbasnya adalah benyu sering telat makan.
Si kura-kura baik.