3. Ada sebuah pembentukan opini yang mengkhawatirkan saya. Ada kecendrungan yang menganggap semua orang Islam yang menentang Jokowi, apapun alasannya, sebagai “kadrun”.
Saya yakin PIS menjunjung tinggi prinsip demokrasi. Tidak semua yang menentang Jokowi mendukung perwujudan khilafah di Indonesia atau mendukung kehadiran ISIS.
Banyak dari mereka merupakan Islam moderat bahkan dalam batas-batas tertentu mendukung konsepsi yang diusung oleh PIS. Mereka masuk dalam kelompok besar yang mencintai Indonesia dan menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Jokowi adalah seorang presiden yang memiliki kekuatan dan kelemahan. Jokowi tidak sinonim dengan Indonesia. Ia merupakan simbol sebuah aliran, yang dalam alam demokrasi bisa saja ditentang oleh banyak orang yang mencintai Indonesia dari aliran yang berbeda.
Tidak semua yang menentang Jokowi merupakan musuh PIS. Mereka bisa diajak masuk dalam barisan PIS demi membangun Indonesia maju dan kuat.
4. Radikalisme Islam. Menurut saya kelompok Bang Ade dkk. perlu berhati-hati dalam menelurkan definisi “radikalisme”, sehingga tidak mendorong rakyat jelata untuk memusuhinya.
Kita pernah mengenal istilah radikalisme di zaman-zaman sebelumnya. Ada misalnya “radikalisme kiri” yang menyandang paham komunisme dan sosialisme. Pada 50-an hingga 60-an, Partai Komunis Indonesia (PKI) sempat tumbuh sebagai salah satu partai politik terbesar di Indonesia.
Ini terjadi karena paham yang ditawarkan mereka didukung oleh rakyat jelata – para buruh dan petani, yang meng-idam-idami kemakmuran hidup.
Kini, tanpa komunisme dan sosialisme dalam dunia politik praktis, kemana rakyat jelata harus menumpukan harapannya?
Kelompok-kelompok yang ingin membentuk khilafah, apapun bentuknya, menawarkan hal serupa: kemakmuran di masa hidup dengan tambahan, “Kebahagiaan” setelah orang meninggal.
Pimpinan PIS dan para pendukungnya tentu menginginkan sebagian besar rakyat jelata sebagai basis pergerakan membangun Indonesia. Untuk mencapai ini, PIS perlu menelurkan sebuah tawaran realistik yang membuahkan dukungan luas.