Selama ini Aku selalu penasaran, kenapa ada orang yang ditindas tidak melakukan perlawanan. Sebagai korban tidak mungkin Mereka menyukai penindasankan?. Apa akibatnya jika mereka gagal melawan?. Bukankah keadaan Mereka tidak akan bertambah buruk?. Dari perlawanan pasti akan ada perubahan bukan?.
Yaaah. Itu pemikiranku sebagai masyarakat yang tinggal di atas awan. Mahluk yang dengan mudahnya mendapatkan senjata untuk menghadapi berbagai macam persoalan hidup. Ternyata untuk membuat mahluk sepertiku menyadari ketidak berdayaan cukup mudah. Berikan pekerjaan prestisius dengan Bos yang menyebalkan. Untuk mengatasi Bos yang menyebalkan ada satu cara yang langsung muncul dalam pikiranku. Keluar. Benar, berhenti dari pekerjaan dan cari pekerjaan lain. Mudahkan?. Aku yakin banyak perusahaan yang mau menerimaku. Gampang?.
Hmmmm. Mari Kita kaji ulang. Pekerjaan yang kujalani adalah pekerjaan idaman dengan fasilitas yang daebak. Jangan lupa gaji beserta tunjangan. Aku juga menyukai kolega-kolegaku. Kami tidak dekat tapi mereka bukanlah orang yang menyebalkan. Aku tidak bisa mengatakan  kalau Aku memiliiki sahabat disini. Bukan masalah, karena Aku tidak suka berbicara mengenai pekerjaan di waktu senggang. Hal yang tidak bisa dihindari jika Kau sedang menikmati waktu bersama sahabat kantor.
Sebelum kau berburuk sangka akan kupertegas satu kali lagi. Aku menyukai kolega-kolegaku. Mereka orang-orang ramah yang tidak akan menusukmu dari belakang. Mereka orang-orang pintar yang menganggap setiap manusia memiliki potensi. Tidak akan mentertawakanmu jika Mereka lebih pintar darimu.
Bagaimana dengan Bos?. Aku tidak mengetahui masa lalunya. Bahan obrolan favoritnya. Lagipula apa hubungannya dengan masa sekarang. Jika yang Ia banggakan adalah masa lalu, silahkan hidup di masa lalu. Tunjukan kelebihanmu sekarang. Yah, walaupun Bos melakukannya Aku tetap akan membencinya. Benci?. Bukankah seharusnya kita membahas ketidak berdayaan?.
Mari kita mundur lebih jauh. Ketidak berdayaan yang dibahas di sini berasal dari penindasan. Korban pasti membenci penindasnya bukan?. Alasanku sangat-sangat membencinya adalah pemaksaan kehendak. Aku sudah mengeluarkan ide brilian dengan penjelasan yang mudah dimengerti. Tebak kata pujian yang keluar dari mulutnya. SAMPAH !!!. Itu pujian yang sering ditujukan padaku berkat ide yang terlalu revolusioner.
Kata-kata itu terlalu sering Ia ucapkan hingga tertanam dihatiku. Aku merasa Aku adalah sampah  Tidak berguna, tidak disukai, mengganggu  kotor, bau, jelek, pantas ditendang. Bagiku itulah arti dari kata sampah yang diucapkan Bos. Apa yang perlu Kau lakukan agar sampah menjadi berguna?. Ya. Mendaur ulangnya. Bos hanya perlu menambah kata-kata manis pada ide yang berasal dari sampah di depan atasannya. Menyebalkan bukan?.
Sudah lima tahun Aku bertahan mengalami penyiksaan ini tanpa mengeluarkan satu seruan keengganan. Aku tidak sanggup pergi dari kenyamanan yang ditawarkan perusahaan. Sumber ketidak berdayaanku yang sebenarnya adalah kenyamanan. Menyedihkan bukan?. Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI