Seleksi CPNS tengah dibuka di banyak instansi. Kementerian, Lembaga Negara non Kementerian, Pemerintah Provinsi, Kabupaten maupun Kota menawarkan banyak formasi. Tentu, banyak pelamar yang berminat, mendaftar online, melakukan seleksi, berharap lulus dan jadi CPNS.
Seleksi ini bukan hanya perihal mempersiapkan isi kepala sehingga saat test nanti bisa menjawab semua pertanyaan di layar komputer. Perlu juga strategi. Ingat, akan banyak saingan. Sesama pelamar saling berkompetisi, yang satu meniadakan yang lain.Â
Realistis merupakan bagian penting dari strategi ini. Menyangkut dua hal, kemampuan diri dan tingkat persaingan formasi. Mirip seperti mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri.Â
Realistis dengan kemampuan diri. Pandai dan jujurlah mengukur kemampuan menjawab soal-soal seleksi. Mantap? Sedang-sedang saja? Atau biasa? Para pelamar pasti tahu posisinya masing-masing.
Setelah itu realistis dalam memilih formasi. Loker yang ada di kementerian keuangan lebih susah didapatkan dari kementerian kecil, misalnya. Persaingan pemda-pemda di pulau Jawa lebih sengit dari luar Jawa. Pun, pemda yang sudah maju, wilayah kota, saingannya lebih banyak dari pemda yang berada nun jauh dari kota.
Berikutnya, memadankan kemampuan diri dengan pilihan instansi yang akan dilamar. Kalau kemampuan itu dalam level 'mantap', maka dimanapun memilih bukan lagi soal. Kementerian luar negeri, kementerian keuangan, pemda Jakarta, semuanya bisa dicoba dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Apalagi kalau mereka dalam level 'mantap' ini mau menurunkan pilihannya, misal memilih daerah 3T -terluar, terdepan, tertinggal. Terlebih kalau pilihan ini didasari kesadaran membangun bangsa. Keren sekali.
Sekarang apa yang harus dilakukan mereka dengan level 'biasa'? Tentu menghindari melamar formasi-formasi berlevel tinggi, jadi rebutan banyak orang, dengan pendapatan di atas rata-rata. Kata orang tua, pandai-pandailah mengukur lengan baju. Jangan memaksakan diri. Pilihlah formasi yang dihindari oleh level 'mantap' dan 'sedang-sedang' saja. Tidak apa tinggal jauh dari kota, berdiam di tempat yang tidak ada mall dan supermarketnya. Pengabdian sejatinya menembus batas dan tempat. Siapkan dirimu, ibu pertiwi memanggil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H