[caption caption="http://favim.com/image/126130/"][/caption]Malam ini seperti saat itu. Hujan disertai angin menusuk dingin menggetarkan tulang. Betapa lekatnya di kepala saat aku genggam tanganmu yang memucat, berharap bisa memberi hangat. Tetapi tidak, tubuhmu justru semakin membeku, memutih dan kaku. Mata indah yang kau banggakan tatap jiwaku tulus. Tiada lagi belaian, tiada lagi pelukan. Hanya segaris senyuman kau berikan untukku. Genggamanmu di tanganku, pun semakin melemah.
“Jangan pergi..”, pintaku, terisak, walau aku sadar itu sia-sia. “Hanya dirimulah keindahan yang aku miliki di bumi. Kau adalah harapan, alasan di balik duniaku yang penuh warna.…”
Tersentak saat aku merasa tanganmu menyentuh tanganku, berusaha sekuat tenaga menggapai wajahku, namun tak kuasa. Aku memelukmu, erat, dan terdiam mendengar bisikan terakhirmu,
“Relakan aku…”
Kemudian dirimu terkulai, diam tak bergerak. Kau pergi, pergi bersama hujan, bersama angin malam, ke suatu tempat rahasia jauh dari kuasa manusia. Kau pergi, bersama angan yang kita bangun bersama dalam mewahnya selimut kasih sayang.
Tubuh manusiamu yang lemah memang tiada bisa menahan semua yang kau derita. Namun perjuanganmu mengajarkanku banyak hal tentang hidup, hidup yang kau hargai sebagai wadah untuk berkarya dan melakukan sesuatu.
Atas nama cinta dan harapan yang pernah kita panjatkan bersama, biarlah air mata ini ku abadikan dalam kata. Agar mereka tahu, dirimu pernah berdiri tegak di tengah badai dan lewati semuanya sembari tersenyum, pamerkan lesung pipit manis yang melekuk di pipi.
Senyum abadi, seabadi detak kisahmu sampai detik terakhir.
***0***
Terinspirasi dari lagu Chrisye, Kisah Cintaku.
~Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club.