Â
Â
*Idealis, Ide-Alis, Ide beralis?
Â
Sebelum menyentuh topik yang sepertinya berat (sepertinya, ya, saya gak janji), kiranya sudi memberikan sedikit waktu membaca data diri singkat saya. Singkat saja.
Nama saya Michael Siahaan, baru setahun lebih dua bulan jadi jurnalis di sebuah kantor berita pemerintah (catatan: Indonesia hanya memiliki satu kantor berita). Sebelumnya, sehabis lulus dari Jurusan Ilmu Kelautan Undip, saya nganggur selama setahun. Jadi bisa dipastikan, pengalaman jurnalistik pria berkacamata ini sama sekali nol.
Pengalaman-pengalaman di lapangan yang sangat baru bagi saya banyak meninggalkan hal-hal berkesan. Salah satunya, apakah memang jurnalis itu harus idealis?
"Semoga kalian bisa mempertahankan idealisme kalian sampai pensiun nanti," kata Kepala Sekolah tempat saya dan teman-teman digembleng menjadi wartawan kantor berita.
Lah, kami cuma manggut-manggut setuju. Ada yang anggukannya terlihat semangat dengan pancaran wajah serius, adapula yang diam saja, mungkin manggutnya dalam khayal.Â
Pertanyaannya saya ulangi, apakah jurnalis memang harus idealis?
Sekarang saya tanya balik, emang idealis itu apa? Orang yang mengikuti jalan pemikiran idealisme. Lalu, idealisme itu apa?