Mohon tunggu...
Chris siahaan
Chris siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lucu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Perempuan dan Laki-laki Sederajat?

2 Oktober 2023   16:43 Diperbarui: 3 Oktober 2023   14:41 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara mengenai derajat, mungkin banyak yang sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan derajat. Bagi yang mungkin belum mengetahui atau lebih memperjelas pengertiannya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata derajat merupakan tingkatan; martabat; pangkat: naik-turun. Apakah manusia memiliki derajat? Jika dibandingkan dengan ciptaan lain (Tumbuhan dan Binatang) pasti memiliki pembeda dalam kesederajatan. Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan sesama manusia? Perempuan(wanita) dan laki-laki(pria), apakah sederajat? Atau ada yang merasa lebih tinggi tingkatannya?

Perlu kita ketahui, laki-laki dan perempuan diciptakan sederajat. Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan. Dapat kita lihat pada kitab Kejadian 1: 27: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptkan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Dalam ayat tersebut dikatakan baik laki-laki maupun perempuan, keduanya diciptakan menurut gambar-Nya. oleh sebab itu nilai dari keduanya ialah sama.

Kejadian 1: 26: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udaradan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Mereka yang dimaksud merujuk kepada laki-laki dan perempuan. Kejadian pasal 5: 2 juga mengatakan kesetaraan antar laki-laki dan perempuan: "laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Laki-laki dan perempuan merupakan sama-sama gambar Allah baik itu secara pribadi maupun martabat.

Kita dapat melihat karunia-karunia antara perempuan dan laki-laki yang sama penting dari kitab Yoel 2: 28-29: pada ayat 29 dikatakan, Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia , maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuta; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Tidak ada tingkatan yang menjadi pembeda atau yang diperoleh dari laki-laki maupun perempuan. Ayat 29: juga keatas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu. Ayat 28 dan 29 sama sama menekankan persamaan atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Dapat disimpulkan laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Dari masa kitab Kejadian bahkan pada masa sekarang tetap memiliki derajat yang sama sebagai manusia. Sekalipun jika dilihat pada masa yang lalu, seperti pada zaman masa Yunani Kuno, martabat perempuan sangat direndahkan. Pada masa penjajahan seperti Perang dunia yang lalu wanita juga direndehkan.

Beberapa pandangan terhadap perempuan, Filosof Demosthenes: perempuan berfungsi untuk melahirkan anak, Aristoteles menganggap perempuan sederajat dengan hamba sahaya, Plato: menilai kehormatan lelaki pada kemampuan memerintah sedangkan perempuan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dan hina.

Hal yang wajar jika kita melihat ada kaum feminis yang menuntut kesetaraan, bersyukur untuk bangsa dan Negara kita Indonesia ada Ibu Kartini yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedudukan kaumnya pada saat itu. Pada masa perjuangan kemerdekaan, hanya perempuan bangsawan saja yang mendapatkan kesempatan pendidikan. Perempuan tidak diperbolehkan menempuh pendidikan yang tinggi. Perempuan hanya diperbolehkan dudukdiam dirumah dan mngurus anak. Dari peristiwa tersebut menimbulkan tekad dan perjuangannya untuk memajukan kaum pribumi agar tidak dipandang rendah.

Jika dilihat pada zaman sekrang (tahun 2023), perbedaan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Baik laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama sebagai manusia. Memiliki derajat, tingkatan, yang sama sebagai manusia. Bahkan dalam hal pekerjaan, wanita sudah mendomninasi. Banyak wanita yang bekerja dengan pekerjaan yang seharusnya lebih layak dikerjakan oleh pria. Wanita sudah bisa mencari uang dan ada pria yang bekerja dirumah sebagai ayah rumah tangga.

Pendapat saya akan hal itu tidak ada masalah sebab setiap manusia memiliki perannya masing-masing. Oleh sebab itu kita sebagai sesama manusia harus memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Jika ada tempat yang masih memiliki perbedaan derajat antara pria dan wanita, mari kita perjuangkan bersama sebab pria dan wanita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan ialah sederajat. Kita adalah gambar dan ruoa Allah oleh sibab itu kita harus menunjukkan selayaknya kita sebagai gambar dan rupa Allah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun