masih saja aku si malam yang bingung
tampak gempita namun bagi ku seperti berziarah
menonton layar maya yang membuat ku semakin gila
gila ku sebuah kegilaan akan tatih memenatih akal berakal
ah, aku semakin murung
diatas kedunguan ku akan kata diatas kata
biarkan saja murung rasa dihati selalu bersemayam
bermain dengan sunyi atau dengan keributan para penjejak kata
berbisik
melihat
menulis
berimaji
tapi tetap saja aku si dungu dengan kegilaan ku
meretak bagai daun dipangga diatas perapian hati
kosong tiada alur yang menerobos otak menuju perpaduan
seperti parapati murung akan sepi tiada kicau menari dan menghibur
ah, aku murung
ah, aku bingung
ah, tiada langkah
lebih baik aku bercumbu dengan sahabat ku
rokok
kopi
gitar
kertas
pena
demi memecah murung ku yang semakin aneh
melilit setiap kerongkongan ku yang semakin membisu
dan aku pun lelah menuju tikar persemayaman ku
menuju titik diwana dibalik punggung kosong namun indah
Banda Aceh 15 Mei 2010
Rusdiansyah Hutagalung "Si Sajak Dungu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H