Mohon tunggu...
Rusdiansyah Hutagalung Si Sajak Dungu
Rusdiansyah Hutagalung Si Sajak Dungu Mohon Tunggu... lainnya -

Aku hanya seorang pendidik yang kuanggap masih sedikit mengganjal, namun walaupun begitu aku berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam mendidik kehidupan anak bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi batok kelapa

15 Mei 2010   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lihat mata parapati itu duduk disanggar tarian kecapi diiringi pagel bertumpu pada lupa terlupakan diatas bejana perwayangan sketsa kosong melompong pernahkah batok kelapa itu tersirat bahkan menyurat untuk sepenggal tanya kepada batin apa yang kita rasakan ditanah kusam penuh kekumalan tak berotak nyawa seperti ayam potong dengan tarif harga yang tak sebanding namun keringat dan pertaruhan nyawa tiada arti bila tembok senjata dianggar bosan ingin rasanya tangan lemah ku ini menusuk untuk ditusuk biarkan mereka tidak tau apa sebenarnya kebodohan sitapak tiada tumpuhan biarkan mereka semakin dipalu akan kecongkaan kelapa ingusan hanya diam duduk manis, tertawa, marah tapi diam mematung tampa melangkah hanya debat sesama yang ada tengorokan kering hingga suara serak tak terselesaikan berkambing dungu akan tingkah didungui bodoh ya kita bodoh sejak dulu hingga sekarang masih saja bodoh akan penggila akal mengakali : sembilu Rusdiansyah Hutagalung "Si Sajak Dungu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun