[caption id="attachment_320192" align="aligncenter" width="300" caption="Eliyatul Ikhlas (Eliya)"][/caption]
Biasanya, anak-anak sangat menyenangi momen ketika hari ulang tahunnya tiba. Di hari itu, mereka berharap akan mendapat banyak perhatian, hadiah maupun doa dari orang-orang terdekatnya.
Begitupun dengan Eliyatul Ikhlas (Eliya), seorang bocah yang akan merayakan ulang tahunnya ke-11 pada tanggal 29 Agustus 2014 ini. Namun apa daya keinginannya untuk merayakan hari lahirnya itu terhalang penyakit bawaan yang dideritanya sejak bayi. Kegagalan fungsi sistem peredaran darah antara arteri dan vena di tubuhnya, menjadikan Eliya tidak dapat hidup normal layaknya anak-anak seusianya.
Dalam bahasa kedokteran, penyakit yang diderita Eliya disebut Arteriovenous Malformation (AVM) yang membuat otaknya kurang berfungsi baik lantaran terjadinya penyumbatan aliran darah di tubuh kecilnya itu. Parahnya, penyakit ini akan semakin berbahaya jika tidak diobati secara serius. Dampak terburuknya adalah terjadinya pendarahan di otak, cacat syaraf, kejang-kejang, stroke hingga berujung pada kematian.
Kemiskinan dan keterbatasan ekonomi sang orangtua, membuat Eliya hanya bisa pasrah saja dengan kondisi kesehatannya yang kian memburuk itu. Ayahnya adalah seorang nelayan lepas dengan pendapatan kurang dari Rp 1 juta per bulan. Itupun terasa masih sangat kurang karena biaya hidup di Jakarta yang relatif tinggi, apalagi ada tiga orang adiknya yang juga butuh makan. Bahkan, tak jarang sang ayah dan bundanya itu lebih sering berpuasa karena untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup adik-adik Eliya yang masih berusia belia dan bayi.
Sadar dengan kondisi hidup keluarganya yang pas-pasan itu, membuat Eliya tidak berharap banyak terhadap kesembuhan penyakitnya tersebut. Satu hal yang diinginkan adalah mendapat kartu ucapan ulang tahun saja dari orang-orang terdekatnya. Menurut sang bunda, selama ini Eliya tidak pernah meminta apapun ketika memperingati hari lahirnya itu kecuali doa tulus dari orangtuanya tersebut. "Sebagai seorang ibu, rasanya sedih sekali jika tidak mampu memberikan hadiah sederhana yang diminta Eliya itu", ujar sang bunda. Ia sedih karena selama ini merasa tidak dapat menjadi seorang ibu yang bisa membahagiakan putri sulungnya itu.
***
Keinginan sederhana Eliya untuk mendapat selembar kartu ucapan ulang tahun dari sang bunda akhirnya menyebar luas. Berita ini pun akhirnya membuat Count Me In (sebuah organisasi relawan sosial) dan Komunitas Taufan berencana untuk memberikan kejutan kepada Eliya di hari ulang tahunnya itu dengan "membanjiri" kartu ucapan dari siapa saja yang peduli terhadap keadaan Eliya saat ini. "Masih tersisa sekitar satu minggu lagi untuk mengumpulkan lebih banyak kartu ucapan lagi dari masyarakat", ujar Yanie Dewi Mulyaningsih, Pendiri Komunitas Taufan.
Oleh sebab itu, Ia juga mengajak para pembaca sekalian untuk mau ikut serta mengirim kartu ucapan ulang tahun dengan kata-kata yang menyemangati kesembuhan untuk Eliya. Diharapkan dengan semakin banyak kartu ucapan yang dikirim kepadanya, akan membuat Eliya semakin optimis sembuh dari penyakitnya demi menggapai cita-citanya menjadi guru Sekolah Dasar (SD). Ia pun cukup gencar mengkampanyekan gerakan #BirthdayCards4Eliya terutama dari media sosial. Diharapkan akan terkumpul minimal 100 kartu ucapan dari 34 provinsi di Indonesia dan bahkan dari luar negeri melalui kampanye yang dilakukan Count Me In di beberapa negara. Bagi para pembaca yang ingin mengirim kartu ucapan kepada Eliya dapat ditujukan ke alamat: