Mohon tunggu...
Rachmat Ariyanto
Rachmat Ariyanto Mohon Tunggu... Politisi - Tidak Hitam Putih

Kepala BPPM-DA Partai Demokrat Provinsi DKI Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Formula Kemenangan Bersama 2024 Demokrat

25 Oktober 2023   00:51 Diperbarui: 25 Oktober 2023   01:02 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 25 Okt 2022 akhirnya Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju dimana Partai Demokrat merupakan salah satu pendukungnya mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jika tak ada aral melintang resmilah sudah 3 pasang calon yang akan berlaga dalam kontestasi pemilihan Presiden 14 Februari 2024 mendatang.

Secara etik dan politik tentunya Partai Demokrat berkewajiban mengerahkan segenap daya upaya serta menggerakkan mesin partai untuk memenangkan Prabowo -- Gibran sebagai Presiden dan Waki Presiden RI periode 2024 -- 2029. Akan tetapi ada kewajiban lain yang mengiringi dan memiliki bobot kepentingan yang sama, yaitu memenangkan Parrai Demokrat dengan meraih sebanyak-banyaknya kursi pada pileg 2024 nantinya.

Tugas ini tentunya tak akan mudah. Hemat Mamat pilpres kali ini untuk kesekian kalinya tidak memberikan efek elektoral bagi Partai Demokrat usai tak terpilihnya Ketua Umum Partai Demokrat sebagai calon Wakil Presiden. Dalam literature ilmiah menyebutnya sebagai Efek Ekor Jas (coattail effect), dimana terdapat hubungan yang positif antara kekuatan elektoral seorang capres atau cawapres dengan partai pengusungnya. Jika dibedah anatomi politik Prabowo dan Gibran tentu saja yang akan mendapat keuntungan elektoral adalah partai Gerindra sebagai Partainya Prabowo dan PSI dimana adik kandung Gibran merupakan ketua umum dari partai tersebut.

Memang ada suatu penelitian yang menyatakan bahwa adanya diffused coattail effect suatu kondisi dimana efek ekor jas terdistribusi kepada partai koalisi dengan catatan sejauh apa partai koalisi mampu mengasosiasikan diri dengan kandidat capres atau cawapres, namun sekali lagi hemat Mamat ini berat, karena figur Prabowo dan Gibran dalam persepsi masyarakat sudah sangat melekat kepada Gerindra dan PSI.

Kembali ke laptop persoalan partai Demokrat hari ini adalah bagaimana upaya menambah kursi legislatif baik di DPR RI maupun DPRD disetiap daerah, khususnya tempat dimana Mamat berkompetisi untuk meraih kursi ke DPRD Provinsi DKI Jakarta 2024 yang akan datang.

Kita berangkat dari persamaan persepsi yaitu para pemilih terdiri dari individu-individu otonom, merupakan obyek aktif yang memiliki karakteristik sebagai subyek rasional yang secara sadar memilih pemimpinnya sendiri.

Untuk menembus ruang kesadaran calon pemilih ada serangkaian strategi yang perlu dijalankan guna meraih dukungan dan kepercayaan calon pemilih. Serangkaian strategi tersebut dewasa ini biasa disebut pemasaran politik atau political marketing.

Nursal (2004) menyebut political marketing ialah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada pemilih, bertujuan untuk membantu politikus ataupun partai politik agar lebih efisien serta efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat.

Lebih lanjut Mamat melihat bahwa unsur-unsur yang terlibat dalam marketing politik Partai Demokrat hari ini diantaranya :

1. Eksistensi Partai Demokrat

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) eksistensi dimaknai sebagai keberadaan. Dalam konteks marketing politik eksistensi dapat kita artikan sejauh mana keberadaan Partai Demokrat diakui oleh masyarakat. Eksistensi bagi Partai Demokrat direpresentasikan oleh tokoh-tokoh yang ada didalamnya serta lembaga kepartaian itu sendiri.

  • Tokoh partai Demokrat yang masih eksis hingga saat ini adalah Presiden ke 6 RI, Prof Soesilo Bambang Yudhoyono dan Mas Ketum Agus Harimurti Yudhoyono. Ketokohan Pak SBY dan Mas AHY masih menjadi magnet konstituen Partai Demokrat hari ini. Mamat meyakini, logo partai Demokrat yang dicoblos pemilih di TPS tahun 2019 dan menjadi akumulasi suara bagi kursi-kursi legislatif merupakan representasi kecintaan masyarakat terhadap pak SBY. Mengutip ucapan Pak SBY dihadapan Prabowo pada saat memberikan dukungan Calon Presiden "For You, saya siap turun gunung" maka Mamat memohon Beliau juga siap turun gunung untuk Partai Demokrat sampai ketingkat terendah. Tidaklah berlebihan manakala pak SBY bersedia untuk datang kerumah-rumah ranting yang merupakan tulang punggung tegaknya panji-panji kebesaran Partai Demokrat
  • Representasi kedua dari eksistensi yaitu dengan lembaga ke Partaian. Pimpinan-pimpinan Partai Demokrat baik ditingkat DPD maupun DPC berkewajiban untuk menghadirkan aktivitas Partai di lingkungan-lingkungan terkecil. Tak perlu terbebani dengan kegiatan kolosal yang menwajibkan masa besar. sedikit apapun kumpulan masa yang hadir dalam kegiatan sederhana akan sangat membantu bagi pemenuhan eksistensi partai. Meskipun para pimpinan DPD dan DPC tengah fokus pada pencalegan dirinya masing-masing, namun janganlah abai dengan kehidupan Partai secara umum. Pimpinan partai harus memfasilitasi para PAC hingga ke anak ranting untuk membuat kegiatan-kegiatan kecil dan rutin. Sekali lagi dengan tujuan memastikan eksistensi Partai Demokrat teguh hadir dalam aktivitas rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun