Matahari telah menampakkan dirinya di langit yang begitu cerah, diiringi oleh kicauan burung yang merdu sekali. Belum ada lampu yang terlihat menyala di ruang tamu, dapur, maupun kamar 1, 2, dan 3.
Dino memiringkan tubuhnya ke arah kiri sambil menguap dan memeluk Caleb yang tidur di sebelahnya.
"Ng?" Tangan Dino terasa basah dan ia spontan menariknya dari tubuh Caleb. Dino mengusap matanya dan melihat tangannya dilumuri oleh cairan berwarna merah.
Da, darah?!
Dino menengok ke samping kiri dan melihat Caleb yang tidak bergerak berlumuran darah di bagian dadanya, sama seperti Ando kemarin..
"CA, CALEB! BANGUN CAL!"Â
Mendengar teriakan Dino, Owgen jadi terbangun.
"Haduuh, apa sih Din.. Pagi-pagi kok teriak-teriak" Katanya seraya merenggangkan tubuh sebelum menengok ke arah Dino. "HAH? CALEB?!" Owgen langsung bangun dan meraih pergelangan tangan Caleb untuk mengecek denyut nadinya.Â
"Ti.. Tidak mungkin..." Kata Owgen dengan tatapan yang kosong.
Dino membelalakkan mata, "Ca... Owgen! Terus kita harus gimana dong?"Â