Mohon tunggu...
Siska AP
Siska AP Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi lain Kota Pesona Pasuruan

15 Desember 2015   17:39 Diperbarui: 16 Desember 2015   21:56 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kabupaten pasuruan menunjukkan kegarangannya tahun ini. Dapat dilihat majunya sektor usaha tingkat kecil dan menengah (UKM), pembangunan infrastruktur yang lebih memadai dan melejitnya angka investasi APBD yang mencapai 13,4 trilliun (8/10). Terbukti Jatim fair 2015 tahun ini mengangkat tema Pasuruan : City of charm atau Pasuruan kota pesona sebagai ikon tahun ini karena berbagai prestasi yang telah dicapainya. Namun dibalik prestasi - preatasi gemilang ini masih terdapat ketimpangan disana sini.

Pasuruan, sebagaimana yang kita tahu adalah kota yang mempunyai berbagai sektor usaha. Mulai dari UKM, Industri, pertanian, perdagangan dan jasa, konservasi, juga gunung dan pantai sebagai objek pariwisata. Tapi dibalik kemajuannya terdapat beban yang meresahkan warga. Mulai dari harga tanah yang naik curam akibat aktivitas perdagangan dan jasa hingga sulitnya mencari akses pasar saat musim panen tiba(wartabromo oktober 2015). Perlu diketahui bahwa baban ini tidak lepas dari peran kepadatan penduduk yang kurang merata.

Sampai 2012 tercatat terdapat 177.000 penduduk miskin di Kabupaten Pasuruan. Ini berarti bahwa sekitar 11,5 persen penduduk berada di bawah Garis Kemiskinan (Pasuruan dalam angka 2015). Ini menjadi masalah yang serius mengingat meskipun telah dilakukan peningkatan pendapatan namun penurunan angka kemiskinan masih tergolong cukup lamban. Menempati peringkat ke 11 kabupaten dengan persentase jumlah keluarga miskin tinggi bukanlah persoalan sepele.

Dari komposisi penduduknya, 70% penduduk Pasuruan adalah usia produktif. Beban ketergantungan yang ditanggung masing  - masing penduduk usia produktif hanya 42% (BPS Pasuruan 2015). Berangkat dari sini dapat dikatakan bahwa Kabupaten Pasuruan dari struktur usia penduduk menuju keadaan Bonus demografi. Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan presentase penduduk usia produktif jauh melampaui usia non – produktif sehingga sisa hasil dari kegiatan ekonomi dapat dialihkan ke pembangunan. Meski begitu, pemanfaatan kondisi ini masih kurang baik. Dapat dilihat dari aktivitas pembangunan kurang merata. Walau telah digalakkan upaya peningkatan dan pembukaan lapangan kerja data menunjukkan angka pengangguran malah meningkat sebesar 4%. Disamping itu penyediaan sarana dan prasarana serta pemerataan kesejahteraan masyarakat antara wilayah barat dan timur Pasuruan juga perlu diperhatikan. “Kita berharap ada pemerataan pembangunan antara wilayah timur dan barat, agar tidak ada kesan merasa dianaktirikan,”(komisi III DPRD Kab. Pasuruan, Ikhwan dalam wawancara oktober 2015)

Pemerintah kota telah banyak mengupayakan penanggulangan masalah - masalah tersebut. Namun hasil yang dirasakan warga nyatanya masih kurang. Pemerintah perlu mematangkan sebelum menetapkan langkah - langkah strategis yang akan diambil sehingga hasil yang dirasakan masyarakat tidak terhenti ditengah jalan dan menyebabkan kesulitan hingga akhirnya malah kerugian yang didapatkan. Selain itu kerjasama dan kesadaran dari masyarakat sendiri adalah faktor terpenting yang diperlukan mengingat pembangunan akan menanjak mulus apabila masyarakat menjadi objek sekaligus subjek dari pembangunan.

Memang prestasi yang diraih akhir – akhir ini menunjukkan angka yang fantastis. Namun Pemda belum bisa berpuas hati karena dibalik itu masih terdapat banyak pr yang harus dituntaskan terkait masalah kelangsungan dan pemerataan kesejahteraan masyarakatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun