Mohon tunggu...
Muhammad Idi Kurnianto
Muhammad Idi Kurnianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ada banyak jenis mata. Spinx pun punya mata. Masih banyak kebenaran Maka dari itu tidak ada kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logika, Perasaan & Hati ( Part 1)

15 Desember 2010   03:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12923855671787137562

Sering kita merasa konflik antara logika, perasaan, dan hati.

Siapa pemenangnya…??? Ketiga aspek ini bukanlah untuk diadu, karena fungsinya yang berbeda,lantas  kita  “memaksa” untuk mengadu ketiga hal ini. Bukankah ketiga hal ini kita punya?? Dan jika memaksa akan ada yang terluka atau “cacat”. Maka pergunakanlah sesuai fungsinya. Logika. Ada banyak kejadian ataupun masalah yang dapat dipecahkan dengan logika. Maka realitislah pada sebuah masalah dan pemecahaanya. Jangan memakai perasaan jika memang untuk memecahkan masalah adalah logika.  Untuk mencari kebenaran juga dengan sebuah logika maka latihlah logika kita dengan mencari sebuah kebenaran. Yang perlu diingat kebenaran bukanlah pembenaran. Kebenaran tetap sebagai sebuah kebenaran.  Logika mempunyai kekuatan tersendiri,setiap orang akan berbeda kekuataanya untuk berlogika. Perasaan. Untuk merasai kebenaran,gunakanlah perasaan. Karena kebenaran pun mampu kita rasakan. Salah satu contoh ketika kita memilih jujur meskipun itu pahit,  akan tumbuh perasaan damai, Ketika kita mampu untuk ikhlas maka akan tumbuh rasa tenang,dan  ketika kita mampu bersyukur maka terbukalah setiap nikmat kehidupan ini.  Perasaan mempunyai kekuatan tersendiri,setiap orang akan berbeda kekuataanya untuk merasa. Hati Hati adalah tempat meyakini setiap kebenaran yang dicari oleh logika,setiap kebenaran yang dirasa oleh perasaan. Dan diapun mempunyai kekuatan tersendiri.  Namun sayang banyak manusia yang mengingkari kodrat kekuatan hati.

  • Saat kebohongan dirasa lebih menguntungkan,
  • Saat materi mengotori logika,
  • Saat sombong melukai perasaan,
  • Saat syukur  dinilai lebih murah dan rendah.

Saat-saat itulah kekuatan hati akan menjadi kerdil,bahkan mati karena kotoran-kotoran logika dan perasaan-perasaan yang semu. Maka sucikanlah logika, dari logika-logika yang mengotori fikiran, Jagalah perasaan yang melukai perasaan. Jika logika telah suci. Jika perasaan telah murni, saat itulah hati akan menyempurnakanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun