IPB University dengan nama tim SIGARY yang beranggotakan 5 orang, yakni Muhamad Fauzi Yahya sebagai ketua, kemudian Gailan Ash’hap Alparobi, Haidar Ramdhani Muhammad Akmal A.A., dan Muhammad Raihan, berhasil melakukan terobosan baru di bidang pangan dan kesehatan dengan memanfaatkan kacang Sacha inchi (Plukenetia volubilis), sebuah tanaman kacang-kacangan yang berasal dari kawasan Amazon di Amerika Selatan yang kaya akan kandungan asam lemak esensialnya. Dengan perencanaan, pemikiran, dan penelitian yang matang, tim SIGARY berhasil menciptakan suatu produk biskuit yang ditujukan untuk bayi dan balita, yang bisa dimanfaatkan sebagai MP-ASI.
Tim PKM-KMenurut Fauzi selaku ketua tim, kacang Sacha inchi sendiri memiliki potensi yang besar terutama dalam kandungannya, karena kacang ini memiliki kandungan asam lemak esensial berupa omega 3, 6, dan 9 yang tinggi dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan yang lain.
“Potensinya yang besar, jumlahnya yang cukup memadai karena adanya petani yang khusus membudidayakan tanaman ini, membuat kami tertarik untuk mengembangkan sebuah produk dari kacang ini,” ucap Fauzi.
Pengolahan kacang Sacha inchi menjadi bentuk biskuit bayi dilakukan atas pertimbangan terhadap kasus yang akhir-akhir ini terjadi di sekitar. “Salah satu hal yang menarik perhatian kami adalah kasus stunting, yang mana kasus ini masih menjadi masalah yang harus dicegah maupun diatasi, terlebih lagi dengan latar belakang Indonesia Emas 2030 sehingga generasi bangsa kita haruslah sehat, kuat, dan cerdas, bebas dari stunting guna menggapai Indonesia Emas itu nantinya,” tutur Fauzi. Dengan pertimbangan tersebut, tim SIGARY berhasil membuat produk biskuit bayi pertama di Indonesia berbahan dasar kacang Sacha inchi yang mengandung omega 3, 6, dan 9 yang tinggi guna mencerdaskan anak-anak bangsa dan juga untuk menekan angka stunting di Indonesia. “Klaim pertama di Indonesia ini dikarenakan hingga saat ini kami mengamati dan meneliti bahwa pemanfaatan kacang Sacha inchi masih belum banyak, paling hanya diolah untuk diambil minyaknya, dan orang-orang pun belum banyak yang tahu, sehingga produk dalam bentuk biskuit bayi ini bisa dibilang yang pertama,” ucap Fauzi.
Produk dengan nama SIGARY ini telah diproduksi sebanyak 287 produk, juga telah dipasarkan melalui sosial media dan secara langsung, bekerja sama dengan posyandu di Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Dikutip dari penjelasan Fauzi, produk SIGARY ini memiliki potensi untuk bersaing di pasar dengan keunggulan kandungannya yang ditawarkan, beserta atribut lain yang dapat diunggulkan juga. “Harapannya, produk ini mampu menjadi salah satu solusi untuk menekan angka stunting di Indonesia dan menciptakan generasi bangsa yang cerdas, selaras dengan poin Sustainable Development Goals (SDGs) yang ke-3 yakni kehidupan sehat dan sejahtera, ke-8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta ke-12 yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” tutup Fauzi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H