Secara umum, kita cenderung bertahan dan enggan melepaskan apa yang kita miliki sebab masih berharap keadaan akan membaik. Misalnya, kita enggan menyerah dan terus bekerja di lingkungan yang beracun, atau mempertahankan pertemanan dan hubungan berbahaya, meskipun kita berkali-kali berusaha mengubah cara orang lain memperlakukan kita. Namun, ada kalanya kita perlu bertanya pada diri sendiri: Apakah situasi ini layak dipertahankan?
Menjauh sering kali dianggap sebagai keputusan menyerah atau gagal, padahal bisa jadi itu adalah pilihan terbaik. Meninggalkan sesuatu yang merugikan bisa menjadi kelegaan, meski sulit untuk melakukannya.Â
Keputusan untuk menjauh memang tampak sederhana, tetapi sebenarnya rumit karena dipengaruhi oleh ketakutan dan keterikatan kita. Intinya, kita harus bertanya: "Apakah situasi ini baik untuk saya, atau sudahkah waktunya untuk mengambil langkah menjauh?" Pertanyaan ini sederhana, tetapi jawabannya sering kali sulit ditemukan.
Mengapa Kita Sulit untuk Menjauh
Banyak orang menganggap menjauh adalah tanda kelemahan. Namun, menariknya, orang yang diuntungkan oleh kehadiran kita biasanya ingin kita bertahan. Mengapa? Karena menjauh adalah satu-satunya cara untuk melepaskan mereka dari kekuasaan atas diri kita. Ini adalah tindakan kekuatan, menandakan kemampuan kita untuk berkembang tanpa bergantung pada orang lain. Dengan mundur, kita menunjukkan kemandirian kita dan memperkuat posisi negosiasi.
Meskipun demikian, banyak orang kesulitan untuk pergi karena merasa terlalu terikat pada apa yang telah ditinggalkan. Alasan mengapa kita merasa sulit untuk menjauh dari suatu situasi adalah keterikatan. Keterikatan membuat kita enggan berpisah, bahkan ketika hal yang ingin kita tinggalkan telah menjadi beban. Ironisnya, benda atau hubungan yang mengikat kita ini bahkan bisa berupa sesuatu yang belum kita miliki. Misalnya, kita mungkin sangat menginginkan persahabatan tertentu, sehingga setiap hari kita memikirkan bagaimana menjaga hubungan tersebut, meskipun hubungan itu mungkin sudah tidak lagi sehat.
Saat kita terikat, baik itu pada ide masa depan, sesuatu di masa kini, atau kenangan masa lalu, kita akan kesulitan untuk melepaskannya. Keterikatan ini berlaku untuk segala hal: benda, hubungan, hewan, bahkan gagasan. Melalui keterikatan, hal-hal ini memiliki kuasa atas kita, dan mereka yang tahu tentang keterikatan kita bisa memanfaatkan kekuatan tersebut.
Misalnya, jika seorang teman tahu bahwa kita sangat bergantung pada persahabatan dengannya, dia tahu posisinya kuat. Karena kita begitu terikat dengan ide memiliki sahabat yang akrab, kita mungkin sulit untuk meninggalkan hubungan itu, bahkan jika kita diperlakukan buruk. Kita cenderung mengabaikan "cacat" dalam hubungan tersebut karena takut kehilangan.
Keterikatan dalam Hubungan Beracun dan Ketakutan Akan Ketidakpastian
Keterikatan juga menyebabkan kita kesulitan untuk menjauh dari hubungan beracun. Jika seseorang, entah itu teman, pasangan, atau kolega, terus-menerus menyakiti kita, tetapi kita merasa sangat terikat, maka menjauh menjadi tantangan besar. Melarikan diri dari hubungan tersebut berarti kita tidak hanya meninggalkan rasa sakit, tetapi juga kehilangan seseorang yang selama ini kita anggap penting. Bahkan, orang yang membuat kita merasa bersalah karena ingin menjauh, bisa makin memperkuat keterikatan tersebut. hal itu pada akhirnya membuat kita merasa kian sulit untuk keluar.
Alasan lain mengapa sulit untuk menjauh adalah ketakutan akan ketidakpastian. Kita khawatir tentang apa yang mungkin terjadi jika kita meninggalkan situasi yang sudah akrab. Apa yang akan terjadi di sisi lain? Apakah kita akan lebih bahagia atau justru lebih sengsara?
Kita mungkin membenci pekerjaan kita, tetapi apakah ada sesuatu yang lebih buruk menanti kita jika kita berhenti? Kita mungkin terjebak dalam pernikahan yang buruk, tetapi bukankah hidup kita akan berantakan jika kita berpisah?