Dalam novel The Sun Also Rises, Hemingway menggunakan teknik "stream of consciousness" untuk menggambarkan pikiran internal karakter secara halus. Beliau memberikan gambaran yang lebih dalam tentang kondisi mental tokoh tanpa harus mengungkapkannya secara eksplisit. Teknik ini menunjukkan kedalaman emosional dan psikologis yang sering tidak diakui dalam penilaian umum tentang gaya menulisnya.
Selain itu, Hemingway dikenal dengan penggunaan "dialog yang menampilkan" atau dialog yang sangat fungsional yang melayani tujuan tertentu dalam narasi. Alih-alih menggunakan dialog untuk mengungkapkan karakter atau plot secara langsung, Hemingway sering memanfaatkan dialog untuk mengungkapkan ketegangan, konflik, atau informasi penting dengan cara yang sangat subtil.
Hal ini sering kali membuat dialog terasa lebih realistis dan alami dan memungkinkan pembaca memahami dinamika karakter melalui apa yang tidak diucapkan sama sekali. Teknik ini memperlihatkan kecerdasan Hemingway dalam menciptakan ketegangan dan dinamika tanpa harus mengekspresikannya secara terbuka.
Sikap Kritikus terhadap Karya Hemingway
Walaupun Hemingway tetap dihormati sebagai pelopor dalam sastra modern, penilaian terhadap karyanya tetap bervariasi dan dipengaruhi oleh perspektif individual para pembaca dan kritikus.
Kritikus sastra seperti Malcolm Cowley dan Edmund Wilson mengapresiasi gaya penulisan Hemingway yang ekonomis dan berpengaruh besar dalam mengubah arah sastra modern.Â
Hemingway mendapatkan banyak pujian atas novel-novelnya seperti The Old Man and the Sea, yang memberikannya Penghargaan Pulitzer pada tahun 1953 dan kemudian Nobel Sastra pada tahun 1954. Karyanya sering dianggap sebagai contoh unggul dari gaya minimalis, yang memengaruhi banyak penulis setelahnya.
Namun, tidak semua kritikus memberikan penilaian positif terhadap karya Hemingway. Beberapa kritikus menganggap karakter tulisan Hemingway terlalu sederhana dan tidak jauh-jauh dari kehidupan pribadi dan percintaan.Â
Misalnya, Leslie Fiedler, dalam kritiknya menyoroti bahwa karya Hemingway seringkali kurang dalam hal kompleksitas psikologis dan emosional sehingga terasa dangkal bagi beberapa pembaca.Â
Kritikus feminis juga sering mengkritik pandangan dunia Hemingway yang dianggap patriarkal dan cenderung merendahkan perempuan, sebagaimana terlihat dalam beberapa novelnya yang menampilkan perempuan dalam peran yang terbatas dan stereotip.
Penilaian buruk terhadap karya Hemingway juga sering berasal dari gaya narasinya yang dianggap terlalu dingin. Kritikus seperti Gertrude Stein, yang pada awalnya adalah mentornya, akhirnya menjadi salah satu pengkritiknya yang tajam. Stein menyebut prosa Hemingway tidak cukup memberikan eksplorasi mendalam terhadap kondisi manusia. Selain itu, gaya minimalisnya kadang-kadang dianggap berlebihan dan monoton. Hal itu membuat beberapa karyanya terlihat kurang variasi dan inovasi.
Pesan Hemingway untuk Dunia Sastra
Pesan Ernest Hemingway untuk dunia literasi tampaknya terwujud dalam filosofi dan pendekatannya terhadap penulisan yang menekankan kejujuran dan keautentikan. Hemingway percaya bahwa seorang penulis harus menulis dengan cara yang sangat pribadi dan jujur, serta menyampaikan pengalaman dan emosi mereka tanpa hiasan berlebihan.