Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjaga Konsistensi Resolusi Tahun Baru dengan Pola Kebiasaan

1 Januari 2024   14:52 Diperbarui: 3 Januari 2024   00:30 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pola resolusi tahun baru| gambar by pixabay.com

Beberapa orang, termasuk kita, mungkin telah membuat resolusi tahun baru sebelumnya. Resolusi tersebut mungkin pula terdengar bagus sehingga timbullah tekad pada saat itu, "Saya akan menjadi diri saya yang lebih baik lagi." 

Memang, seberapa sering kita berpegang pada resolusi tersebut, kemungkinannya kita akan termotivasi untuk mencapainya, apa pun resolusinya. Misalnya yang paling ringan, kita berencana aktif mengasah kemampuan menulis di sebuah blog, maka kita ingin konsisten meningkatkan wawasan kita, di antaranya adalah akan rajin membaca buku. 

Membaca buku beberapa minggu pertama awal tahun akan cenderung lancar dilaksanakan, tetapi pada bulan berikutnya, kita sudah mulai lupa dengan tujuan yang ingin kita capai. 

Hal yang membuat frustasi secara psikologis tentang mengapa sangat sulit bagi kita untuk tetap berpegang pada resolusi awal tahun. Maka saran apakah yang kita perlukan untuk menjaga konsistensi untuk menjalankan resolusi kita sepenuhnya?

Masalah terbesar tampaknya adalah jenis resolusi yang kita buat. Penentuannya adalah sesuatu yang membuat suatu tujuan yang dapat memotivasi kita untuk waktu yang lama. 

Menurut teori "setting-goals" atau "penetapan tujuan" yang diterima secara umum, kita bekerja paling keras sekali pun akan jauh lebih baik daripada mendapatkan perintah melakukan yang terbaik. 

Bagian spesifiknya terdengar masuk akal sehingga kesuksesan kita dapat diukur berulang kali. Tujuan yang terukur berhasil memungkinkan kita melihat perkembangannya. Jadi, jangan langsung menyerah atau merasa tidak akan pernah bisa mencapai sebanyak yang kita inginkan. Jika ingin meningkatkan literasi menulis, misalnya, taruhan terbaik kita adalah rutin membaca literasi dan terus menerus melakukan aktivitas menulis dan ... berhasil.

Taruhlah kita dapat berkomitmen untuk mulai mencoba satu aktivitas baru dalam sebulan, tetapi gagasan bahwa kita akan lebih mungkin berhasil dengan tujuan yang menantang agaknya kurang intuitif. 

Kita akan berpikir makin mudah mencapai tujuan dengan melakukan aktivitas tersebut, makin besar kemungkinan kita untuk mencapainya. Nyatanya, hal tersebut tidak semudah demikian. Kita mungkin berhasil apabila memiliki tujuan yang tinggi selama tujuan tersebut masih dalam jangkauan kita. 

Sebenarnya, hal itu merupakan peringatan besar karena secara umum mencapai tujuan tersebut jauh lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapainya daripada apa yang sekadar kita pikirkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun