Pada suatu waktu kamu mungkin pernah atau bahkan sering tidak menyukai orang lain. Sebuah kondisi normal untukmu merasa terganggu ketika seseorang mengeluarkan kata-kata yang menjengkelkan atau berperilaku yang tidak pantas. Umumnya, kamu tidak menyukai atau membenci orang-orang tertentu karena mereka kamu anggap menyebalkan. Namun, bagaimana jika kebencianmu tidak hanya berlaku untuk beberapa individu, yang mungkin telah menyakitimu dengan cara tertentu, tetapi juga membuatmu sampai tidak menyukai banyak orang karena ketidaknyamananmu sendiri sekalipun itu kecil? Â
Kemarahanmu pada akhirnya dapat menyebabkan masalah dalam hidupmu, terutama terkait interaksi rutinmu dengan orang lain. Jika kamu melihat lebih dalam, kekesalanmu mungkin mengungkapkan beberapa permasalahan pribadi yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang lain. Jadi, apakah kamu benar-benar membenci orang-orang karena perilaku mereka atau ada hal lain yang mengganggumu?
Jika kamu bertanya-tanya mengapa kamu merasa sangat tidak suka pada banyak orang, alasan umum berikut mungkin dapat menjelaskannya.
Â
Kamu membutuhkan lebih banyak waktu sendiriÂ
Kamu mungkin mengetahui tipe kepribadian yang kamu miliki: Ekstrovert atau introvert. Singkatnya, ekstrovert lebih ramah dalam bersosialisasi, sementara introvert lebih suka menyendiri.
Introvert yang sering berkutat dengan interaksi sosial cenderung memiliki kualitas interaksi  yang menurun. Penjelasannya, bahwa orang yang pemalu dan sulit membuka diri terhadap orang lain mungkin merasa tidak nyaman saat bersosialisasi. Alih-alih menganggap mereka sebagai orang yang ramah, introvert mungkin terlihat sebagai orang yang sombong dan eksklusif. Fenomena ini dapat menyebabkan tekanan pada introvert, dan ketika pertahanan internal mereka meledak, mereka dapat merasakan emosional yang meningkat atau marah.
Jika kamu termasuk introvert, ketidaksukaanmu terhadap orang lain mungkin berakar pada perasaanmu yang tidak nyaman. Maka, meski memiliki sekelompok teman dekat dan sesekali ingin keluar dari zona nyaman, kamu juga memerlukan lebih banyak kesendirian untuk mengisi ulang energi setelah berada dalam situasi sosial yang melelahkan.
Saat terkuras energi sosialmu, kamu cenderung merasa terganggu oleh orang lain. Dengan demikian, ketika tetap memaksakan diri untuk bersosialisasi karena kewajiban, kamu juga tetap mempertimbangkan waktu luang sendirian untuk bersantai dan menghilangkan stres sebelum bersosialisasi lagi. Jadi, perasaan tidak menyukai orang lain bisa juga berarti sebuah sinyal bahwa kamu memang membutuhkan ruang sendiri.
Kamu ingin belajar untuk "tidak setuju"
Semua orang di dunia memiliki pandangan, pendapat dan keyakinan yang mungkin tidak sama. Terkadang, sangat sulit memahami perspekstif orang lain ketika sistem kepercayaan inti, pola asuhan, dan pengalaman hidup sangat kontras satu sama lain. Faktor-faktor yang berbeda ini menyebabkan orang-orang berpikir dan merasa berbeda sehingga menghasilkan keyakinan yang kuat, bahkan konflik yang juga kuat.
Meski berbicara dengan orang-orang yang berbeda pendapat bisa menghasilkan perdebatan yang sehat untuk pertumbuhan pribadi, perasaan tidak suka atau benci bisa juga muncul pada kedua belah pihak jika perdebatan mereka tidak terkendali. Pertemuan semacam ini akhirnya tidak produktif dan dapat membahayakan semua orang yang terlibat.
Sebagai contoh, kamu mungkin melihat ini sepanjang waktu di media sosial. Seseorang membagikan pendapatnya dengan status publik hingga orang lain, baik teman, kenalan, maupun orang asing, memberikan pendapat yang berlawanan. Kemudian argumentasi meningkat menjadi pelecehan, penolakan, atau pemblokiran. Beberapa orang bahkan sengaja memprovokasi orang lain dengan tujuan menciptakan konflik. Interaksi seperti itu tentu dapat menyebabkanmu marah atau mungkin ingin menyerang.
Bukan hal yang aneh untuk merasa tersinggung atau diserang ketika seseorang menentang pendapatmu, tetapi itu jelas tidak sehat. Alih-alih tidak terlibat dalam permusuhan, kamu dapat mengubah pola pikirmu bahwa orang-orang yang setuju untuk "tidak setuju" akan tetap berteman dan bisa terus mendiskusikan masalah tersebut dengan tujuan berbagi informasi dan pembelajaran daripada mempertahankan ego untuk meyakinkan mereka.
Perpestif ini tidak hanya membantu kamu menjadi lebih menerima, tetapi membuatmu tidak terlalu kesal ketika perselisihan muncul. Daripada melihat perbedaan pendapat sebagai halangan berinteraksi sosial, lebih baik kamu memilih untuk menerima pendapat orang lain, meskipun pendapat itu berbeda dengan pendapatmu. Ingat, hanya karena seseorang berbeda pendapat denganmu, bukan berarti dia pantas untuk dibenci.
Kamu menyimpan dendam dan sedang berjuang untuk memaafkanÂ
Meskipun mungkin mudah memaafkan orang asing di jejaring sosial karena kurang setuju dengan prefensi pribadimu, menghilangkan perasaan tidak suka terhadap seseorang yang telah menyakitimu secara langsung jauh lebih sulit.
Ketika seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang buruk atau dengan sengaja menyebabkan masalah dalam hidupmu, kamu akan mudah berpikir bahwa kamu membencinya. Meskipun perasaanmu mungkin dapat dibenarkan, menyimpan amarah dan dendam hanya akan menyakiti satu orang, yaitu kamu.
Kebencian itu pada akhirnya memengaruhi kehidupan, hubungan, dan kebahagiaanmu, maka sudah waktunya melepaskannya. Kamu perlu belajar bagaimana melepaskan rasa sakit dan kebencian terhadap orang lain, terutama terhadap mereka yang telah sangat menyakitimu. Melatih memaafkan dengan mengurangi tekanan dan emosi negatif akan meningkatkan kesejahteraan emosionalmu.
Kamu membutuhkan perubahan gaya hidupÂ
Jika merasa membenci orang, sumber ketidaksukaan kamu mungkin muncul dari gaya hidupmu. Profesi seseorang seringkali menjadi sumber utama emosi negatif seperti kecemasan dan stres. Karir yang paling sulit sering melibatkan bekerja atau berurusan dengan orang lain. Apapun jenis profesi pekerjaannya, ketegangan dan konflik akan sering terjadi---dan itu adalah hal biasa.
Meskipun posisi pekerjaan juga menawarkan banyak pengalaman positif, seperti bertemu orang baru dan melakukan interaksi yang menarik, pada hari-hari tertentu, pertemuan negatif tampaknya lebih banyak daripada pertemuan positif. Melakukan pekerjaan yang terus-menerus harus berinteraksi dengan orang lain, apalagi setiap hari, memang merupakan hal yang rentan untuk kamu terjebak dalam situasi interaksi sosial yang tidak menyenangkan sehingga mudah untuk menyimpulkan bahwa semua orang menyebalkan.
Akan tetapi, ingatlah  bahwa kebanyakan orang tidak melihat apa yang kamu lihat dan ada banyak peluang di luar sana yang melibatkan lebih sedikit interaksi sosial. Nah, ketika berurusan dengan orang secara langsung atau melalui telepon, kamu mungkin perlu istirahat dari pekerjaan yang menyebabkan ketidakbahagiaan yang mendalam dari perasaan benci. Pikirkanlah tentang bagaimana kamu dapat mengubah gaya hidupmu sehingga mampu memenuhi kebutuhan sosial dan emosionalmu dengan lebih baik.
Kamu ingin menetapkan dan memperkuat batasan pribadiÂ
Semua orang ingin privasi mereka dihormati, tetapi sebagian besar tekanan sosial berasal dari batasan pribadi yang dilintasi. Apakah kamu memaksakan batasan pribadimu dengan orang lain atau apakah kamu mengabaikannya saja dan terus maju meski mengalami penghinaan?
Kita semua memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal sentuhan fisik, hubungan emosional, dan waktu. Misalnya, beberapa orang merasa tidak nyaman saat disentuh, sementara yang lain mengharapkan pelukan saat menyapa dan berpamitan. Itu sebabnya mengomunikasikan kebutuhan kita sangat penting. Beberapa orang mungkin merasa bahwa orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, meminta terlalu banyak waktu atau perhatian. Namun, dalam tuntutan tersebut, mereka harus menetapkan batasan pribadi, mengungkapkan kebutuhan mereka, dan berkomunikasi dengan jelas saat orang lain melampaui batasannya.
Berbicara dan mengatakan "tidak" mungkin sulit bagimu. Nyatanya, banyak orang percaya bahwa penolakan akan menimbulkan kekecewaan atau konflik dalam suatu hubungan---dan meskipun itu membutuhkan percakapan yang serius, hubungan itu hanya akan mendapatkan manfaat dari batasan dan harapan yang jelas. Dengan memastikan bahwa orang lain menghormati batasan pribadimu dan dengan mengomunikasikan kebutuhanmu, maka itu akan mengurangi stres dan ketidaksukaan kamu terhadap orang lain.
Â
Kamu iri atau cemburuÂ
Ketika keinginan berubah menjadi sesuatu yang buruk, kamu dapat membenci orang lain hanya berdasarkan fakta bahwa mereka memiliki apa yang tidak anda miliki. Apakah kamu mendambakan gaya hidup mewah mereka, dompet tebal mereka, kehidupan sosial yang glamor, atau keluarga bahagia yang tampaknya sempurna, kecemburuan kamu akan membusuk seperti luka terbuka.
Alih-alih berfokus pada apa yang dimiliki orang lain, berfokuslah kepada dirimu sendiri. Ketika berhenti membuang-buang waktu memikirkan kehidupan orang lain, kamu akan memberi ruang untuk memprioritaskan tujuanmu. Alih-alih berpikir bahwa seseorang memiliki sesuatu yang tidak kamu miliki, yang mengakibatkan kecemburuan, kamu bisa mengubah pola pikir untuk memikirkan "saya ingin dan akan mencapai ini dengan mengikuti rencana ini". Pola pikir berorientasi tujuan tersebut berfokus pada apa yang kamu lakukan, bukan pada apa yang tidak kamu miliki.
Sebenarnya, kecemburuan bisa membantumu mengidentifikasi tujuanmu. Sebagai contoh, jika kamu selalu memikirkan bagaimana orang lain memiliki lebih banyak uang daripada yang kamu punyai, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu menetapkan tujuan keuangan dengan benar, yaitu kamu mungkin perlu mengganti pekerjaan, mencari promosi, mengikuti kusrsus pelatihan, bekerja lembur, atau bahkan memulai bisnis. Jika khawatir tentang bagaimana orang lain lebih bugar daripada kamu, mungkin inilah saatnya untuk mulai menetapkan beberapa sasaran kesehatan dan kebugaranmu sendiri, misalnya kamu akan berhenti makan junkfood, memulai latihan beban, atau menerapkan perubahan gaya hidup sehat lainnya.
Ketika kebencian didasarkan pada kecemburuan, itu selalu menandakan ketidakpuasan. Sebagai ganti memroyeksikan emosi negatif tersebut ke dunia, kamu sebaiknya mengalihkan energimu ke arah positif untuk mengidentasikan dan mencapai tujuanmu.
Ketika manusia hidup penuh kebencian, kemarahan, rasa muak terhadap manusia lain, seringkali itu mencerminkan pergumulan batin dengan dirinya sendiri. Perasaan buruk seseorang terhadap orang lain dapat menciptakan emosi negatif dan itu akan berdampak buruk pada tubuh dan pikirannya.
Nah, jika perasaan kebencian yang terus menerus dan kuat telah berdampak negatif pada hidupmu, kamu harus memperhatikan bahwa hubungan pekerjaan dan kehidupan pribadimu sedang menderita. Yang perlu kamu ketahui bahwa membenci orang lain tanpa memerdulikan pengaruhnya terhadap kehidupanmu secara tidak sadar akan terus menegaskan gagasan bahwasanya orang-orang pada umumnya jahat---pemikiran ini akan membentuk bias konfirmasi dan dapat membahayakan kesehatan pikiranmu.
Bias konfirmasi tersebut akhirnya akan menyebabkan kamu mencari bukti bahwa keyakinan itu benar sehingga seiring berjalannya waktu, keyakinanmu menjadi makin kuat. Seharusnya, dengan nada bias yang sama, mengubah perspektif untuk percaya bahwa manusia pada dasarnya baik, secara tidak sadar kamu pun akan menvalidasi keyakinan baik ini. Â
Nah, jika ingin menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia, inilah saatnya kamu berfokus untuk mengubah penyebab umum kebencian ini.
---
-Shyants Eleftheria, Life is A Journey-