Ketika aku menjawab "tidak", Katie menjauhkan tubuhnya dan kulihat sekilas wajahnya menjadi tidak bersahabat.
"Philiphe, kemarin aku melihat perempuan di kota. Sempat kupikir dia Suzaan. Tapi, ah, tidak mungkin. Bukankah Suzaan pergi ke Eropa?" Katie seperti meragukan perkataannya sendiri. "Tapi, untuk apa dia ke Eropa?"
"Dia mengunjungi teman-temannya."
"Hmmm, setahuku, Suzaan tidak pernah punya teman di Eropa. Aku tahu semua temannya."
Katie kembali menyeruput kopi. Ada jeda hening beberapa detik sebelum Katie berbicara kembali.
"O, ya, Philiphe," katanya, "dengar-dengar istri pertamamu, Emily, meninggal dalam kecelakaan di air yang dalam, ya? Sayang sekali dia tidak bisa berenang. Kamu saksi satu-satunya pada kecelakaan perahu itu, bukan?"
"Emily membawa perahunya sendiri saat itu. Aku telah melihat kecelakaan itu dari perahu yang lain. Aku bergegas ingin menolongnya, tetapi sudah terlambat menyelamatkannya."
"Dan luar biasanya, kamu telah mendapatkan keuntungan dari kematiannya. Oh, sungguh Emily yang malang."
Aku tahu dia mendapatkan cerita tentang kecelakaan Emily dari Suzaan, tetapi tidak dengan asumsinya mengenai keuntungan, itu membuatku kesal dengan mulutnya.
"Emily mewariskanmu satu kapal layar dan sejumlah uang yang besar dari asuransinya, kan?"
"Jangan berkata yang kamu tidak tahu apa-apa, Katie!"