Alex mengembuskan napas. "Hal hal yang cukup sulit bagiku dan aku sendirian dalam semua ini"
"Hei, aku temanmu." Sebuah simpati kepada mantan sahabat.
Jason kemudian mencoba menyelidiki situasinya karena tidak tahu apa yang terjadi setelah sekian lama masing-masing tenggelam dalam kesibukan tanpa saling memberi kabar.
Alex menggambarkan hidupnya tentang bagaimana seluruh keluarganya tidak lagi bersamanya dan istrinya menjadi gila, kemudian dia menunduk dan terisak---oh, semuanya menjadi gila dengan sesuatu yang Jason dengarkan, sementara Alex seperti orang yang sedang meledak-ledak.
Jason bergerak mendekati Alex dan merangkul bahunya.
Seorang wanita tua berdiri di dekat mereka, mengamati dengan cermat pemandangan itu, lalu memalingkan muka. Begitu Jason menyadarinya, Jason pun kembali mengarahkan perhatiannya ke Alex, kemudian dengan cepat dia bertanya bagaimana hidup Alex menjadi semengerikan itu.
"Kami memainkan permainan sialan," kata Alex melanjutkan penjelasannya, "dengan hal-hal berjalan baik setelah meninggalkan perusahaan, o, ya, aku tahu kau membenciku karena meninggalkan pekerjaan untuk perusahaan baru, tetapi itu adalah keputusan terbaik. Tiga tahun dedikasi di perusahaan baru, aku dipromosikan sebagai manajer. Mungkin kau akan akan cemburu, Jason, jika berada di sana hari itu."
Alex melirik sekilas ke Jason. "Karirku bagus dan ada Suzan di sana."
Jason mengangguk-anguk, tetapi dia membuka tangan dan mengendikkan bahunya memberi isyarat bahwa semua berlalu dan Suzan hanyalah masa lalunya.
"Kami menikah dan kami memiliki bayi yang cantik. Kehidupan kami indah. Perkara kami dimulai ketika Suzan menyukai film-film supranatural dan kami sedang menonton acara horor televisi suatu malam. Suzan datang dengan permainan papan, katanya, urutan abjad dengan matahari dan bulan dapat digunakan untuk berbicara dengan roh. Aku tidak pernah percaya dengan semua omong kosong tersebut, tetapi rasa ingin tahu saat berikutnya, kami berdua berencana untuk mencobanya."
"Selanjutnya?"