Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membantu Orang Lain, Altruisme atau "People Pleaser"?

1 Februari 2022   13:05 Diperbarui: 5 Februari 2022   04:45 2244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membantu pekerjaan teman di kantor. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Membantu orang lain adalah hal yang wajar kita lakukan sebagai mahluk sosial. Hanya, apakah yang kita lakukan itu murni karena memang ingin membantu atau hanya mengikuti kemauan orang lain? 

Sebelum mengetahuinya lebih lanjut, mungkin ada baiknya kita perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, yaitu apakah kita pernah membantu orang lain atas kesadaran sendiri dan bagaimanakah perasaan kita? 

Contohnya begini, kita memberi uang kepada pengamen atau membantu seorang nenek menyeberang jalan. Jika perasaan kita setelah itu adalah lega dan bahagia karena telah melakukan perbuatan baik itu meskipun kita tidak mendapatkan apa pun, bahkan balasan langsung dari mereka, itu disebut "Altruisme".

Menurut, Auguste Comte, seorang philosoper Yunani, altruisme merupakan istilah filsafat atau filosofi etika yang menjelaskan bahwa segala tindakan yang manusia lakukan adalah murni untuk kebaikan orang lain tanpa mengharapkan imbalan---ikhlas. 

Pada dasarnya, setiap orang memiliki sifat altruis atau senang membantu dan hal itu terbentuk berdasarkan teori seleksi bertingkat (multilevel selection theory),  yang terbagi menjadi tiga, yaitu: Seleksi antar kelompok di dalam suatu populasi, seleksi antar individu di dalam suatu kelompok, dan seleksi antar gen di dalam suatu individu. 

Singkatnya, teori ini mengatakan bahwa sejak lahir manusia telah hidup berkelompok dan berkompetisi. Kompetisi ini, baik antar individu di dalam kelompok sendiri maupun antar kelompok mereka dengan kelompok lain, disebut dengan "seleksi alam" (survival of the fittes).

Seleksi alam itu akan menyaring orang-orang hebat yang memiliki kemungkinan tingkat bertahan hidup lebih tinggi dari yang lain dan akan terus mewariskannya hingga ke masa sekarang. 

Dahulu, untuk bertahan hidup, nenek moyang kita yang bisa---dan harus bisa---bekerja sama antar individu lain di kelompoknya atau antar kelompok lain yang kooperatif, kemungkinan terbesar tentu akan memiliki daya bertahan hidup yang lebih tinggi. 

Berdasarkan mekanisme tersebut, maka orang-orang di zaman modern ini, yang memiliki sifat altruis, akan memiliki semangat hidup. Rasa senang dan ikhlas yang kita rasakan ketika membantu orang itu secara evolusi bertujuan supaya kita dan orang lain mampu bertahan hidup secara bersamaan.

Berbeda dengan altruisme, people pleaser adalah sebaliknya. Istilah people pleaser ini mengacu kepada orang-orang yang tidak bisa menolak permintaan orang lain karena faktor tidak enakan. People pleaser bisa diartikan melakukan kebaikan tidak berdasarkan pada keinginan untuk membantu, tetapi disebabkan obsesi atau reputasi kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun