Di sore yang cerah, dan udara sedikit gerah. Shy Star mendengar keluh kesah, dari seorang yang merasa resah.
Duhai, sajadah....
Rupamu indah tak terbantah
Siapa yang salah ?
Kupakai engkau untuk beribadah.
Alas kuberpasrah pada Allah.
Siapa sangka, engkau pula pengganggu ibadah.
Khusyu' telah pecah.
Mataku telah lancang menguntit setiap lekuk ornamenmu yang indah.
Imajiku mulai bertingkah.
P u a a a h . . . !
Banyak cara ‘tuk membuatmu musnah.
Kau pasti kalah.
Aku yakin itu, karena aku makhluk dan engkau hanya sebuah sajadah.
Lawan yang tak sebanding, hah ?!
Duhai, sajadah....
Andai rupamu tak indah
Ku takkan resah dan marah
* Mengapa keindahan sajadah justru mengganggu keindahan ibadah ?
Waspadalah !   Waspadalah !
@@@@@
Ya...ya... , memang banyak sajadah berornamen indah. Agak sulit menjumpai sajadah dalam satu warna, polos tanpa gambar. Mungkin, jika saja sajadah tampil bersahaja, mata takkan menyelingkuhi ibadah.
Ukuran lebarnya pun bervariatif. Tentang lebar sajadah ini, membuat celah (padahal bisa muat 1 jama'ah lagi) antara makmum saat sholat berjama'ah. Karena sajadah individu menjadi semacam batas teritorial, nampaknya. Ada rasa sungkan bagi jama'ah di sebelahnya untuk menimpa sebagian sajadahnya, agar saf menjadi rapat.
Â
sumber gambar : dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H