Mohon tunggu...
Shy Star
Shy Star Mohon Tunggu... -

Pikiran sehebat apa pun, tak bermakna jika tidak dituliskan. Tulisan sehebat apa pun, tak berguna jika tidak menggugah untuk dilaksanakan. BERPIKIR, BERTINDAK, BERHASIL.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelangi Pelangi

13 Agustus 2010   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aku sangat suka menatap hujan dari balik jendela. Menghirup aroma tanah basah, saat tetes hujan pertama jatuh. Sebuah sensasi unik, yang kusesap dalam-dalam. Tentu keindahan akan bertambah, jika pelangi menampakkan diri setelah hujan mereda. Me-ji-ku-hi-bi-ni-u. Begitulah kita biasa menyingkat warna-warni pelangi.

 

Pelangi bisa dilihat di daerah pegunungan, saat mendung, saat hujan gerimis atau setelah hujan lebat berhenti; di mana udara dipenuhi uap-uap air. Syaratnya : Posisi pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air, sedangkan matahari di belakang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus. Di mana proses terjadinya melibatkan sifat cahaya, yaitu : refraksi (pembiasan), refleksi (pemantulan), dan difraksi.

 

Pelangi terjadi karena cahaya matahari mengalami pembiasan saat melewati butiran air, lalu cahaya mengalami pembelokan sehingga penyebaran cahaya terjadi. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Cahaya yang kecepatannya rendah akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke air, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati air.

 

Mengapa hanya tujuh warna saja yang mewakili warna pelangi ?

Sebenarnya ada warna-warna lain, tapi sayang mata kita tak dapat menangkapnya (invisible light). Fakta yang terjadi yaitu cahaya putih (cahaya polikromatik / banyak warna) matahari dibiaskan menjadi berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel yang disebut “spektrum”. Pelangi terdiri dari beberapa spektrum warna.

 

Di dalam spektrum, posisi warna ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.Warna merah memiliki panjang gelombang paling besar (sekitar 625 – 740 nm), karena itu merah berada di paling atas. Sedangkan ungu / violet berada di paling bawah, karena memiliki panjang gelombang terkecil.

 

Kenapa pelangi melengkung ?

Salah satu syarat untuk bisa melihat pelangi dengan baik, kita harus melihatnya dari sudut sekitar 42 derajat. Di luar sudut itu, pelangi tidak akan terlihat dengan baik. Oleh karena itu, pelangi terlihat melengkung di langit luas.

 

 

Sebenarnya pelangi berbentuk lingkaran, bukan parabola. Untuk melihat pelangi berbentuk lingkaran, kita harus berdiri di tempat yang lebih tinggi. Misalnya kita berada di pesawat terbang saat terjadi hujan, di mana pesawat berada di atas hujan.

   

Sedangkan saat kita memijak tanah, kita hanya melihat pelangi setengah lingkaran. Ini disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian warna, garis lurus yang melewati mata kita dan matahari juga melewati titik pusat lingkaran pelangi.

   

Jangan berharap kita bisa mendekati pelangi. Tidak akan pernah bisa ! Karena pelangi tercipta melibatkan jarak pengamat dengan tetesan air, maka pelangi selalu bergerak mengikuti pergerakan pengamat. Ini membuat jarak kita dengan pelangi konstan (sama). Subhanallah.

 

 

sumber gambar :

 

 

1, 2, 3, 4.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun