Mohon tunggu...
Shy Star
Shy Star Mohon Tunggu... -

Pikiran sehebat apa pun, tak bermakna jika tidak dituliskan. Tulisan sehebat apa pun, tak berguna jika tidak menggugah untuk dilaksanakan. BERPIKIR, BERTINDAK, BERHASIL.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kiper dari Belitung (4) : Mahar & Oleh-oleh

17 Mei 2010   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:10 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

09 Dec 2008 >>> BERTEMU MAHAR ASLI

 

Pesawatku ke Jakarta jam 14.30 wib. Jadi, acara hari ini hanya pergi beli oleh-oleh di kota Tanjung Pandan.

 

[caption id="attachment_142776" align="alignleft" width="300" caption="Rumah di Belitung - Dok.Pribadi"][/caption]   Pagi ini, Belitung diguyur hujan terus-menerus. Jam 9 kami jalan. Ke Gedung Nasional dulu, coz saya pengen motret bangunan tersebut.    

Lalu, ke Tanjung Pendam lagi.

 

Terus lanjut ke Pelabuhan Belitung, untuk liat Kapal Express penyebrangan ke Pulau Bangka. Sayang, kami nggak punya cukup waktu untuk ke Pulau Bangka. Selain itu, saat ini lagi musim angin Barat, yang artinya lagi ada gelombang besar sehingga kapal-kapal enggan untuk melaut.

 

Terus, kami liat rumah-rumah eks buruh & staff PN Timah di sepanjang perjalanan menuju toko penjual oleh-oleh khas Belitung.

      [caption id="attachment_142783" align="alignleft" width="300" caption="Eks.Rumah Tuan Kuase - Dok.Pribadi"][/caption]      

 

      [caption id="attachment_142785" align="alignright" width="300" caption="Eks.Rumah Tuan Kuase - Dok.Pribadi"][/caption]      

 

Oya, oleh-olehnya tuh ada : kerupuk ikan, kerupuk cumi, kerupuk udang dari yang model bundar pipih sampe yang bentuknya kaya silinder kecil-kecil atau yang disebut getas, karena emang sedikit getas / keras saat digigit, wah….rasa ikan / cumi / udangnya berasa banget. Ada terasi udang, kerupuk bakar / kemplang + sambalnya, stick telor cumi, dodol ketan, abon ikan tenggiri, kue bangkit.

 

      [caption id="attachment_142786" align="aligncenter" width="300" caption="Oleh-oleh Khas Belitung - Dok.Pribadi"][/caption]   Berikutnya, kami ke tengah kota. Di mana terdapat Patung dua orang yang mengangkat bambu.         [caption id="attachment_142787" align="aligncenter" width="500" caption="Landmark Kota - Dok.Pribadi"][/caption] Ada Jam Gede juga, walau tak sebesar Jam Gadang di Padang.    

Mampir dulu di sebuah warung untuk menikmati Es Kacang Merah, isinya cincau hitam dipotong dadu + kacang hijau + kacang merah + tape + agar-agar merah terus dikasih serutan es dan dikasih topping susu kental manis putih...segeerr.

      [caption id="attachment_142789" align="aligncenter" width="300" caption="Es Kacang Merah - Dok.Pribadi"][/caption]   Setelah itu, pulang deh. Masih jam 11, sih ?!

After lunch di rumah, jam 12.15 wib kami menuju bandara. Hari ini yang akan bertolak ke Jakarta hanya 3 orang, yaitu saya dan 2 orang teman. Sedangkan temanku yang orang Belitung, baru esok kembali ke Jakarta.

  

Dua puluh menit perjalanan dari rumah, kami melewati SMAN 2, tempat Ahmad Fajri alias Mahar asli mengajar. Kami berkompromi, kiranya saya & kedua temanku yang hendak ke Jakarta berkeberatan atau tidak, jika mampir dulu untuk bertemu dengan Mahar ? Coz, waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu, sedangkan pesawat kami jam 14.30 wib.

  

Diputuskan….kami tidak keberatan. Jadi, bertamulah kami ke SMAN 2 mencari Mahar. Ternyata, Pak Ahmad Fajri alias Mahar, baru saja pulang. Kami pun dikasih alamat + denah ke rumahnya, oleh seorang guru di sana.

  

Ngebut ke rumah Mahar !

Coz rumahnya ke arah kami datang tadi, artinya kami kembali ke arah kota Tj.Pandan. Jam 1 tiba di rumah Mahar, beliau masih mengenakan seragam Guru negeri. Kami disambut ramah, terjadilah obrolan seru tanya-jawab tentang Laskar Pelangi dan Andrea Hirata.

 

      [caption id="attachment_142792" align="alignleft" width="214" caption="Tokoh Mahar alias Ahmad Fajri"][/caption]   Menurut Mahar, semalam Andrea datang ke rumahnya, setelah melayat kerabatnya yang meninggal di kota Tj.Pandan. Masih menurut Mahar pula, bahwa dirinya dan Andrea masih mempunyai hubungan kekeluargaan alias saudara jauh, sekaligus sahabat. Coz, bibi / adik ibunya Andrea menikah dengan paman / adik ibunya Mahar.

Pak Mahar ini senang bercerita, sehingga tak terasa 1 jam sudah kami ngobrol bersamanya. Jam 14.00 kami pamitan, ngebut berkendara ke bandara demi mengejar jadwal pesawat yang jam 14.30 wib. Wah, pembalap deh suaminya temanku ini. Bayangkan ! Waktu tempuh yang normalnya tuh, 30 menit. Ini cuma 15 menit sudah sampe di bandara. Untung, pesawat belum datang. Buru-buru check-in.

   

Ternyata pesawat delay, jam 15.50 wib baru kami akan bertolak ke Jakarta. Yah, sepanjang waktu menunggu itu, kami duduk-duduk di kantin bandara.

 

      [caption id="attachment_142794" align="aligncenter" width="500" caption="Menuju ke Pesawat - Dok.Pribadi"][/caption]   Sesampainya di bandara Cengkareng, saya kok merasa ada bagian dari diri yang tertinggal di Belitung, yah ? (halah, bahasanya).

Tapi, emang bener ! Saya merasa seperti orang yang tiba-tiba kangen sama kampung halamannya. Padahal, waktu berangkat dari Jakarta, saya merasa happy karena mau liburan. Eh, pulangnya malah tergurat perasaan sedih begini.

  

 

K A N G E N   sama Belitung. J

[caption id="attachment_142804" align="aligncenter" width="500" caption="Bandara H.AS.Hanandjoeddin sedang Diperbarui (Dok.Pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_142790" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat Mahar Mengajar - Dok.Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_142781" align="aligncenter" width="500" caption="Kapal Express - Dok.Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_142777" align="alignright" width="300" caption="Tanjung Pendam - Dok.Pribadi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun