Mohon tunggu...
Shy Star
Shy Star Mohon Tunggu... -

Pikiran sehebat apa pun, tak bermakna jika tidak dituliskan. Tulisan sehebat apa pun, tak berguna jika tidak menggugah untuk dilaksanakan. BERPIKIR, BERTINDAK, BERHASIL.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kiper dari Belitung (3): Andrea Hirata & Laskar Pelangi

14 Mei 2010   03:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:13 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

08 Dec 2008 >>> KE RUMAH ANDREA HIRATA & SEKOLAH LASKAR PELANGI

Pagi ini, acara diawali dengan shalat Ied (Idul Adha) di Gedung Nasional. Katanya, Presiden Soekarno, dulu pernah datang dan pidato di sini, loh. Oya, Gedung Nasional letaknya di tengah-tengah kota, fungsinya sebagai gedung serbaguna & ada panggung terbuka yang permanen terbuat dari semen di seberang gedung ini. Di sini pula, film Laskar Pelangi pernah diputar untuk umum tanpa dipungut bayaran, pake layar tancap.

 

Kami shalat di lapangan parkirnya yang luas. Wah, di sini saya bisa mendengarkan percakapan dalam bahasa Belitung dari orang sini, ada yang wajahnya tipikal orang Bugis berkulit coklat gelap, ada yang berkulit putih dengan mata sipit… pastilah orang Tionghoa : Khek, Hokkian atau Ho Pho (entahlah, saya tak bisa membedakan, apa yang beda di antara ke-3 suku Tionghoa itu), dan ada yang berkulit putih tapi tidak bermata sipit—cantik & ganteng, mungkin inilah Tionghoa yang sudah tidak asli alias campuran—campurannya apa ya ? hueheheh...mana kutau ?!

[caption id="attachment_140514" align="aligncenter" width="500" caption="Orang Belitung di daerah Tanjung Binga - Dok.Pribadi"][/caption]

Usai shalat Ied, keluarga temanku mengajakku bersilaturahmi ke rumah saudaranya. Di sana, kami disuguhi Pempek, Tekwan dan Lontong. Nikmatnyaaa…. Alhasil, jam 11 siang baru kami memulai perjalanan hari ini.

 

Ok, hari ini kami menuju Belitung Timur via Jalur Tengah. Cukup 1 jam setengah, kami sudah sampai di Pasar Manggar. Di sini, kami mampir lagi ke warung kopi si Zarima—Ratu Kripik Sukun, untuk beli stick sukun buat oleh-oleh. Lalu, kami menuju Desa Gantong (baca : Gantung) untuk mencari rumah si Andrea Hirata.

 

Tapi, sebelumnya kami mampir di salah satu warung kopi di Pasar Gantong, ingin merasakan atmosfer pembicaraan orang-orang di warung kopi. Tapi sungguh sayang, karena orang-orang suku Sawang yang lagi bergerombol di warung itu langsung terdiam menghentikan pembicaraan mereka, demi melihat kedatangan kami. Rupanya, begitulah mereka, kalo ada orang asing yang datang. Terutama dalam jumlah besar alias lebih dari 2 orang.

Dari yang awalnya asyik ngobrol dengan volume suara yang keras atau berdendang lagu-lagu Melayu, langsung diam & memperhatikan tamu-tamu asing yang datang. Lalu, mereka melanjutkan ngobrol dengan suara yang pelan, nyaris tak terdengar oleh kami yang bersebelahan meja.

 

Selanjutnya, kami bertanya arah pada si Koko pemilik warung kopi. Ternyata, kami telah melewati rumah Andrea Hirata tadi, jadi kami berbalik arah. Syukurlah, rumahnya tidak terlalu jauh dari Pasar Gantong.

 

Sebenarnya, Andrea pulang kampung saat ini, tapi sayang….saat kami tiba di rumahnya, dia baru saja pergi ke Tanjung Pandan (kota asal keberangkatan kami tadi). Karena ada kerabatnya yang meninggal. Saya sih nggak kecewa, coz saya sudah pernah ketemu langsung waktu bulan Juli 2008 di Senayan, pada saat Pesta Buku. Cuma, temanku yang agak kecewa. Untungnya, di bagian belakang rumahnya, Andrea memasang foto-foto masa mudanya saat berkeliling Eropa (inilah setting yang digunakannya untuk novel Sang Pemimpi & Edensor). Kami pun berfoto di situ. Huahaha...ga peduli, deh. Mau diketawain ama tetangganya Andis alias Andrea Hirata.

[caption id="attachment_140526" align="aligncenter" width="500" caption="Foto Andrea Hirata di Dinding Rumahnya - Dok.Pribadi"][/caption]

Dari rumah Andrea, kami menuju replika Sekolah Laskar Pelangi. Wah, saat tiba di sini, hujan mulai gerimis. Tapi nggak peduli deh, sudah jauh-jauh datang, masa nggak mengabadikan diri dengan berfoto & merekam momen ini.

PUASS....

Dari sekolah, kami melewati Sungai Linggang. Konon, ada sebuah Kapal Lanun dari jaman Kejayaan Selat Malaka yang karam di dasarnya (hehe, kabar ini sih cuma ada di novel pamungkas Laskar Pelangi yang berjudul Maryamah Karpov). Sempat ngelewatin bekas gedung PN Timah juga.

Terus, mampir ke Bendungan Piche. Di sini pemandangannya biasa aja, cuma ada Sungai dan Delta (tanah endapan berbentuk segitiga di muara sungai), di sisi kanan-kirinya Delta mengalirlah sungai. Nun jauh di sana, ada perbukitan. Begitulah lukisan alam di sini.

[caption id="attachment_140529" align="aligncenter" width="500" caption="Bendungan Piche - Dok.Pribadi"][/caption]

Karena hari menjelang sore, kami pun pulang lewat jalur Kelapa Kampit. Dan sempat mampir juga di salah satu rumah Gedong eks pegawai PN Timah yang cukup elite di jaman kejayaan timah di Belitung dulu. Itulah rumah kerabat dari temanku ini, Bude-nya temanku. Bude-nya Cina muslim, suami si Bude dulunya adalah salah satu orang staff PN Timah. Rumahnya gede banget dengan pekarangan yang luas, mirip villa.

 

Sekitar jam 5 sore, kami pamit pulang. Kami sempat lewat Kampong Bodenga (baca : Kampung Buding), itu loh salah satu tokoh legenda Belitung yang pakar menangani buaya, bagi yang sudah nonton film Laskar Pelangi pasti tau adegan si Lintang diselamatkan dari buaya oleh Bodenga, saat hendak buru-buru ke lomba cerdas-cermat.

***************************************************************************************

Pssstt.....ini loh masjid di dekat rumah Andrea Hirata, yang ada dalam novelnya itu.

[caption id="attachment_140531" align="aligncenter" width="500" caption="Masjid Al-Hikmah - Dok.Pribadi"][/caption]

* B E R S A M B U N G . . . masih banyak cerita serunya dan foto-foto dari Belitung, tentunya.

Bagi yang ingin membaca kisah perjalanan sebelumnya :

Kiper dari Belitung (1) : Bertemu Jupe klik di sini

Kiper dari Belitung (2) : Barat ke Timur & Societeit de Limpai klik di sini

[caption id="attachment_140527" align="aligncenter" width="500" caption="Sekolah Laskar Pelangi - Dok.Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_140524" align="aligncenter" width="500" caption="Rumah Andrea Hirata di Belitung - Dok.Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_140521" align="aligncenter" width="500" caption="Warung Kopi di Pasar Gantong - Dok.Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_140520" align="aligncenter" width="500" caption="Pasar Gantong - Dok.Pribadi"][/caption] [caption id="attachment_140518" align="aligncenter" width="450" caption="Tekwan (gambar : google images)"][/caption] [caption id="attachment_140513" align="aligncenter" width="500" caption="Gedung Nasional - Dok.Pribadi"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun