Mohon tunggu...
Shy Star
Shy Star Mohon Tunggu... -

Pikiran sehebat apa pun, tak bermakna jika tidak dituliskan. Tulisan sehebat apa pun, tak berguna jika tidak menggugah untuk dilaksanakan. BERPIKIR, BERTINDAK, BERHASIL.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kasus: Ekspatriat Pembantai si Lemah Lili

4 Mei 2010   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lili ?

Siapakah Lili ?

 

Mari, saya kenalkan sosok Lili pada Anda.

 

Lili itu sosok yang lemah tak berdaya, dia sering mengalami penganiayaan. Mulai dari disayat pisau, direndam dalam minyak panas, sampai digigit. Hiii….syereeem kan ?! Oya, kadang tubuhnya juga dicolekin sambal pedas. Sumpah, sadis abisss !!!

 

Lili yang tak berdosa, selalu menjadi pelampiasan. Daging tubuhnya dikoyak dan dikunyah. Akh, sudah….sudah. Saya tak tahan lagi untuk menuliskan penderitaannya.

 

Ada pun yang sering membantai Lili adalah seorang ekspatriat di lingkungan kerjaku. Dia itu ya, nggak segan-segan menggigit, mengoyak dan mengunyah daging Lili, bahkan sesekali dicolekin sambal pedas. Sering banget tuh ekspatriat melakukan itu pada Lili, biasanya itu dilakukannya pada tengah hari. Entah, di luar sepengetahuanku….mungkin dilakukannya juga sore atau malam hari. Si OB (Office Boy) turut berperan serta dalam pembantaian itu, karena dialah yang membawakan Lili ke hadapan si Ekspatriat.

 

Beginilah reka ulang kejadiannya :

 

Menjelang jam makan siang. OB datang menghampiri setiap meja karyawan/karyawati. Lalu dia menanyakan kepada tiap orang, “Pesan apa, Mbak / Mas ?” (ya, itulah kalimat andalan si OB di jam-jam segitu).

Lalu terdengar teriakan si Ekspatriat.

Ekspatriat : “Saya pesan fish Lili !”

Office Boy : “Apa, Mister ?” (tanya si OB dengan tampang nggak ngerti)

Ekspatriat : “Fish ! Fish !”

Karyawan : “Ikan…” (seorang karyawan nyeletuk, berusaha menjadi penterjemah)

Office Boy : (garuk-garuk kepala, kuping, ketek, dan bagian tubuh lainnya yang tiba-tiba terasa gatal)

Ekspatriat : “Like his order, yesterday.” (ekspatriat memberi penjelasan, sambil menunjuk ke si Karyawan)

Office Boy : “Apa’an sih, Pak ?”

Karyawan : “Dia bilang, dia pengen pesan seperti pesanan saya kemarin.”

Office Boy : “Emangnya….Bapak pesan apa kemarin ?

Karyawan : “Pesan apa ya, saya kemarin itu ? Oh, saya ingat ! Pecel Lele !!! (pekiknya).

Ekspatriat : “That’s right ! Fish Lili.” (sambil tersenyum najong, penuh kegembiraan karena akhirnya si OB sekarang memahami keinginannya).

OB & Karyawan : “Oalaaah…Pecel Lele, toh ?! (serempak)

[caption id="attachment_200129" align="aligncenter" width="259" caption="http://junaja82.files.wordpress.com/2009/03/459037145_56eccea125.jpg"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun