Mohon tunggu...
Shy Star
Shy Star Mohon Tunggu... -

Pikiran sehebat apa pun, tak bermakna jika tidak dituliskan. Tulisan sehebat apa pun, tak berguna jika tidak menggugah untuk dilaksanakan. BERPIKIR, BERTINDAK, BERHASIL.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bintang Jatuh, Mawar Kuning dan Cinta Platonik

27 April 2010   06:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:33 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini adalah kisahku, kisah dari langit.

 

22 April 2010, menjadi malam terakhirku di angkasa. Saat kuputuskan untuk tak lagi menjadi bintang di langit. Aku bebas ! Aku merasa sangat gembira, karena impian dan harapanku akan segera terwujud. Turun ke Bumi, menemui pemujaku sekaligus pujaan hatiku-pemuda yang selalu memandangiku setiap malam dari balik jendela kamarnya, sesekali menuliskan puisi tentangku dan membacakannya untukku.

 

  

Celakalah aku ! Mengapa rasa gembira itu cepat sekali sirnanya ?

Rasa itu kini telah berganti menjadi kecemasan yang tak dapat kumengerti. Tubuhku bergidik, melintas berbagai macam tanya dalam pikiranku.

  

Sekarang apa ?

Aku ini siapa ? Oh tidak...tidak, lebih tepatnya : Aku ini apa ?

Aku bukan lagi bintang yang benderang, yang dipuja pemuda itu ! pekikku tanpa sadar.

Bagaimana aku menemuinya nanti ? Dia takkan mengenaliku lagi.

 

Bodohnya aku !

  

Kulihat seorang temanku yang juga sedang menembus atmosfer Bumi, tubuhnya berangsur menyerpih.

Tak guna merutuki diri sendiri saat ini. Aku harus berpikir dan bertindak cepat, sebelum diriku habis tergesek dan terbakar di atmosfer Bumi.

 

***

23 April 2010, hari pertamaku di Bumi.

Aku terjatuh di sebuah kebun, kebun bunga sepertinya. Bunga mawar kuning, tepatnya.

"Pendaratan yang sempurna !" Itulah permohonanku, pada detik-detik meleburnya diriku di atmosfer. Hei, kata siapa hanya manusia saja yang boleh membuat permohonan saat bintang jatuh ? Aku kan bintang jatuhnya ! Boleh dong, jika aku juga membuat satu permohonan ?! Semoga terkabul.

  

Sore hari, kulihat pemuda pujaan hatiku sedang berjalan mendekatiku. "Hore...kami berjumpa !" sorakku girang.

 

"Aku di sini, kamu ingat aku, nggak ? Aku si Juwita Malam-mu. Bukankah kamu selalu merindukan kedatanganku ? Sekarang aku di hadapanmu. Kamu nggak perlu menunggu malam untuk bisa melihatku. Aku telah bebas dari kungkungan malam ! Tahukah kamu ? Dirimu membawa kebahagiaan ke dalam hidupku.... Mari kita rayakan kegembiraan ini !" cerocosku tanpa henti dengan diliputi perasaan terharu.

 

Hei...hei, mengapa dirimu diam saja ? Ouch ! Apa-apaan ini ? Mengapa kau guyur aku dengan air ? Beginikah caramu menyambut pujaan hatimu ? Beginikah cara manusia merayakan sambutan ? Hiiks...hiks, aku mulai tersedu.

  

Kamu masih diam sambil terus menyirami tanaman lainnya. Setelah yakin bahwa semua tanaman telah kamu sirami, kamu pun kembali ke hadapanku. Kali ini dengan senyum mengembang, perasaan gembiraku kembali meluap. Ya, mungkin sikapmu tadi hanya bercanda dan sedang menggodaku saja, aku yakin itu.

  

"Hm, bunga-bungamu nampak lebih bersinar dibandingkan kemarin...wahai Mawar Kuning," ujarmu. Lalu kamu pun mendekatkan wajahmu kepadaku, menciumku. Akh, kulit wajahmu lembut sekali. Desah nafasmu hangat. Sementara aku larut dalam pesonamu, engkau melangkah masuk ke dalam rumah.

Sebelum menghilang di balik pintu, kamu menyembulkan kepala sambil berujar, "Besok kita bersua lagi, nantikanlah diriku. Kurasa...aku akan merindukan dirimu, Mawar Kuning."

  

Apa, dia memanggilku apa....Mawar Kuning ?

 

Jadi, aku...aku adalah Mawar Kuning sekarang ? Bukan manusia ? Bagaimana dengan cintaku padanya....dan cintanya padaku ? Tak bisakah kami menyatu ? Haa, apa mau dikata. Inilah yang kudapat, cinta platonik-cinta kasih tanpa nafsu. Setidaknya, dia masih memujaku, walau aku telah berganti rupa. Dia masih merindukanku, itu artinya...dia selalu mengingat-ingat aku. Ya, ingatlah aku.

***

Konon kabarnya, Mawar Kuning  melambangkan :

  • Cinta platonik (menurut simbol Victorian), dan di beberapa negara bisa menjadi lambang kecemburuan
  • Persahabatan, kegembiraan, kebahagiaan, kebebasan
  • Menjadi hadiah untuk ucapan selamat atas kejayaan, dan baru menjadi Ibu
  • Aku peduli, selamat datang kembali, ingatlah aku
  • Dirimu membawa kebahagiaan ke dalam hidupku (sekuntum mawar kuning)

***

24 april 2010, Shy Star si bintang jatuh bergabung dengan Kompasiana untuk mencari persahabatan di Bumi, sekaligus ingin menjadikan dirinya membawa kebahagiaan ke dalam hidup orang lain (sebagaimana direpresentasikan oleh sekuntum mawar kuning).

[caption id="attachment_200023" align="alignleft" width="150" caption="Dokumentasi Shy Star"][/caption]             Salam kenal,

Shy Star ~ bintang jatuh yang mewujud mawar kuning.

 

sumber gambar : dari sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun