Mohon tunggu...
Supri Yanto
Supri Yanto Mohon Tunggu... -

pemburu ilmu..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Refresing dengan Teman Histeria

23 September 2014   04:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refresing dengan teman HISTERIA

Pada akhir pekan minggu kemarin saya dan teman-teman refresing ke daerah pariwisata kota Batu.kami ber-8 tujuh anak yang kuliah dimalang dan yang satu teman dari jogja yangmain kemalang untuk berwisata juga. Sebelum kami berangkat terlebih dahulu kami menjemput teman yang dari jogja di stasiun kota malang sabtu pagi. Setelah tiba distasiun dan saling bertemu tiba-tiba teman saya langsung berteriakdan mencoba memeluk saya, mungkin karena sudah lama tidak bertemu. Disini saya mulai sedikit kaget dengan sikap teman saya yang mengundang banyak perhatian distasiun disitulah saya merasa sedikit canggung dan malu karena banyak orang melihat dan memandang sinis. Setelah berpelukan mulailah bicara dengan nada yang pelan dan mulai memikirkan keadaan sekililing tidak seperti yang pertama melihat langsung teriak dan memeluk tanpa melihat situasi dan kondisinya. Akhinya setelah selesai melepas rindu sejenak kami langsung berangkat ke kota Batu untuk refresing karena sudah suntuk dengan tugas-tugas kuliah jadi perlu sedikit melonggarkan pikiran.

Kami berangkat dengan naik sepeda motor dan saya bocengan sama teman saya yang dari jogja, karena dia baru pertama kali ke malang sepanjang perjalan dari malang ke coban rondo tempat pariwisata yang pertama kali kami kunjungi dia heboh sendiri dengan pemandangan, bangunan, situasi jalan dan lain-lain sampai banyak pengguna jalan yang memperhatikan kami saat dilampu merah ataupun dijalan. Dengan seikapnya ini saya sedikit terganggu, karena sudah merasa jengkel akhirnya saya tegur dengan omongan yang sedikit keras sehinga membuat dia diam sejenak dan meminta maaf. Waktu diperjalanan melewati masjid yanga da tulisan “masjid dijual” di daerah Batu dia mulai lagi ngomong yang keras dan pangan kali lebar dan lagi-lagi mengundang perhatian pengguna jalan yang lain. Dan akhirnya saya sadar serta memaklumi tingkah laku teman saya in ini yang mengalami ABNORMALITAS yang tergolong dalam HISTERIA yaitu Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang cenderung dramatis, emosional dan reaksi berlebihan. Dengan reaksi yang berlebihan itulah membuat saya dan teman-teman yang kebetulan anak psikologi semua bergumam sambil ketawa ada yang bilang bahwa dia mengalami histeria tingkat dewa. Sampainya di coban rondo lagi-lagi dia juga histeria ngomong-ngomog sendiri melihat air terjun yang sangat indah yang baru ia lihat itu.

Setelah selesai dicoban rondo kami langsung menuju obyek wisata yang kedua yaitu paralayang. Dan kami bertujuhpun sudah menduga bawasanya sampai diparalayang dia pasti Histeris lagi melihat pemandangan kota dari atas bukit yang sangat indah itu. Terbukti dia langsung diam sejenak yang membuat kami sempat bingung kenapa tidak histeris lagi, setelah saya sentuh pundaknya dia langsung mulai ngoceh dengan keras mengagumi pemandangan yang sangat indah itu. Dan kami bertutujuhpun ketawa terahak-bahak melihat dia ngoceh sendiri itu.

Setelah dari paralayang karena hari sudah mulai genap kami langsung menuju ke alun-alun Batu untuk bersantai-santai melepas kecapekan. Di alun-alun kamipun makan dan nongkrong santai-santai sambil bercerita. Dan sela-sela bercerita ternyata teman saya ini diam tanpa berbicara sedikitpun, sehingga membuat kami bergumam “rasakan, kecapekan akibat histeriamu kamu” sambil sedikit ketawa. Setelah beberapa waktu dia mulai berbicara dan yang membuat kami sedikit kage karena dia tidak histeris lagi dia bicara dengan menundukan kepala dengan nada pelan meminta maaf kalau sudah merepotkan kami dimalang, stelah itu dia tersendu-sendu sedikit menangis. Kamipun merasa bersalah setelah membicarakanya dielakangnya ternyata dia merasa kalau sedang kami guncing atas sikapnya yang histeris pikir kami. Setelah dia bicara minta maaf kami pun bertujuh kaget kembali ternyata dia bukan merasa kalau sedang kami gungcing sikapnya yang histeria itu. Dia melanjutkan perkataanya sambil tersendu-sendu karena sudah hampir selesai refresing kali ini bersama kami, dia tidak kepingin pisah dengan kami yang katanya kami anak-anaknya asyik. Sambil terus tersendu-sendu berbicara kami bertujuhpun sedikit ketawa karena ternyata dia tidak merasa bahwa sikapnya yang histeria itu membuat kami sedikit canggung malah dia dramatis seperti tidak akan bertemu lagi. Kamipun sebagai anak psikologi berupaya menenangkanya, tapi apa yang terjadi? Bukanya malah tenang tapi malah semakin dramatis karena dia bilang kami sangat pengertian terhadap dirinya. Dengan perkataan itu kami bertujuhpun mulai ketawa lagi melihat sikapnya yang dramatis itu. Dan akhirnya pun kami pulang denganrefresing yang sangat membuat fress pikiran dimana kita bisa melihat obyek wisata yang indah dan teman saya yang mengalami ABNORMALITAS yakni HISTERIA yang sangat indah pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun