Desa saya merupakan suatu desa terpencil dikaki gunung lawu perbatasan antara jawa tengah dan jawa timur. Kedaan desa yang masih sangat alami menjdaikan itu surge bagi kami, jauh dari hiruk pikuk kota yang tidak nyaman. Mayoritas semuanya berprofesi sebagai petani, dengan rutinitasnya pagi kesawah dan petang pulang kemudian kumpul dengan keluarga serta istirahat.
Disini saya akan menceritakan suatu kejadian unik, kejadian ini terjadi saat saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Pada waktu itu jarak antara rumah kerumah masih tergolong belum dekat seperti sekarang masih ada jarak yang biasanya kebun-kebun kecil yang sekarang sudah dibangun rumah. Ketika waktu petang tiba itu pertanda waktunya berkumpul dan istirahat dengan keluarga. Keluarga saya istirahat seperti biasa makan ketela rebus, kalau enggag gitu makan “suweg” rebus, atau “enthek” rebus (maaf bahasa indonesianya tidak tahu saya) hampir disetiap harinya seperti itu. Dan pada waktu itu dari lingkungan keluarga saya hanya sedikit yang masih mempunyai televise, jadi masih banyak tetangga yang menonton TV dirumah saya. Ada 4-5 keluarga setiap abis magrib datang kerumah untuk mencari hiburan TV tersebut. Yang biasanya datang adalah ibu-ibu dan anak-anaknya, mereka membawa selimut kemben itu untuk menghangatkanya. Film yang sangat digemari waktu itu adalah “tersanjung” yang pemainya Anjasmara, Jimmy, dan lupa saya. Film itu sangat dinikmati pada setiap malam, dengan gaya khas wanita yang slalu mengomentari kejadian-kejadian yang ada di film membuat malam lebih terasa menarik.
Hampir setiap malam rutinitas dirumah saya seperti itu, tetangga menonton TV sampai jam 9 malam kadang jam 10 malam. Sehingga banyak anak-anak mereka yang ketiduran menunggu ibunya menyelesaikan menonton TV. Nah dari anak-anak yang tidur ini sering terjadi kejadian menarik antara lain ada yang ngomong saat tidur, ada yang jalan saat tidur, ada yang teriak-teriak saat tidur, bahkan ada yang ngompol saat mereka tertidur. Masih teringat jelas waktu itu ada seorang anak yang tidur kemudian bangun dan berjalan, namun kami yang masih belum tidur hanhya tertawa terbahak-bahak melihatnya. Anak ini bangun dan berjalan dalam keadaan masih tertidur dan menuju ke kursi panjang dari kayu kemudian tidur lagi. Saat sudah selesai menonton film sang ibu membangunkan dan si anak kaget kok bisa pindah tempat, kami semua hanya bisa tertawa melihatnya. Selain yang berjalan saat tidur ada juga yang teriak-teriak saat tidur seperti ketakutan hingga akhir nhya kebangun dan ketakutan beneran. Hal ini sangat sering terjadi dulu waktu saya masih kecil yang dialami teman-teman saya dan mungkin saya sendiri kala waktu itu.
Ternyata anak-anak pada waaktu itu mengalami sebuah gangguan tidur yang bernama Parasomnia yaitu perilaku abnormal atau peristiwa fisiologis yang muncul pada saat tidur atau ambang batas saat terjaga dan tidur. Diantaranya yang digolongkan sebagai Parasomnia adalah gangguan mimpi buruk, ganguan terror tidur, dan gangguan berjalan saat tidur. Tanpa saya sadari ternyata dulu teman-teman saya bahkan saya sendiri mengalami gangguan tidur seperti itu. Kejadian seperti itu hampir setiap malam ada kejadia-kejadian unik seperti itu. Dan para ibu-ibu hanya tertawa melihat anaknya yang sedang tidur sambil berjalan atau biasa disebut sleepingwalking disorder karena tidak sadar bahwa itu adalah ganguan tidur. Dan pada nightmare disorder atau gangguan mimpi buruk, saat anak teriak misalknya “ojo mrene,,,ngalihoo,,aku wedi,,” sampai di ulang-ulang, malah diberikan tanggapan atau sahutan seperti “wedi karo sopo,,,wedi karo satir ye,,satir ora nyokot,, hahaha”(satir orang gila yang ada didesa saya). Memang kami adalah orang yang awam dari suatu pengetahuan maka hal abnormal seperti ganguan tidur ini malah dijadikan suatu lelucon dan bahan hiburan tanpa menyadari sesungguhnya ini adalah sebuah gangguan.
Kejadian ini baru saya sadari saat saya mendapatkan mata kuliah psikologi abnormal disemester ini. Mungkin banyak lagi kejadian-kejadian yang mungkin tergolong dalam perilaku abnormal namu tidak kita sadrai dan membuat perilaku itu seolah-olah menjadi suatu perilaku yang normal dan biasa, bahkan malah dibuat lelucon dan hiburan. Itulah sedikit cerita dari desa saya yang masih awam dari pengetahuan yang membuat orang tidak berfikir banyak karena sudah merupakan kebiasaan dan tidak berbahaya yang pada dasarnya diperlukan penangan untuk gangguan tidur yang biasa anak-anak alami setiap malamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H