Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Perpeloncoan saat MOS, Pantaskah?

23 Agustus 2015   23:51 Diperbarui: 23 Agustus 2015   23:51 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perpeloncoan adalah praktik dan aktivitas seperti pelecehan, penyiksaan, atau penghinaan saat menyambut seseorang ke dalam suatu kelompok. Biasanya, perpeloncoan terjadi pada geng, tim olahraga, sekolah, satuan militer, dan kelompok persaudaraan. Perpeloncoan sudah dilarang oleh hukum di beberapa negara dan biasanya mencakup penyiksaan fisik (tergolong kekerasan) atau penyiksaan psikologis. Perpeloncoan pada tingkat ekstrem melibatkan penelanjangan tubuh atau pelecehan seksual.

Perpeloncoan dalam sistem pendidikan ini diantaranya Masa Orientasi Siswa (MOS), Ospek. Dalam MOS, perpeloncoan ini dilakukan oleh kakak kelas yang telah diamanahkan menjadi panitia MOS yang biasanya berupa penyiksaan fisik.

Contoh perpeloncoannya diantaranya Evan Christoper Situmorang (12 tahun), siswa SMP Flora di Pondok Ungu, Bekasi, meninggal dunia dua minggu setelah mengikuti MOS. Evan meninggal setelah mengalami sakit di kakinya. Menurut keluarga, sakit itu didapat Evan setelah mengikuti kegiatan “Cinta Lingkungan” dengan berjalan kaki sekitar 4 kilometer.

Setelah masuk sekolah, sakitnya tak kunjung baik. Dari refleksi hingga ke puskesmas telah dilakukan keluarga, namun tak kunjung sembuh. Evan sempat jatuh di kamar mandi sekolah, dan akhirnya tidak dapat masuk sekolah. Dua hari kemudian, Evan mengalami kejang dan meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian seperti ini tidak boleh dilakukan karena telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Pada dasarnya, MOS diadakan untuk membentuk karakter siswa, hanya saja terkadang caranya yang salah. Karena setiap manusia tidak sama, mempunyai daya tahan masing masing.

Sebaiknya, demi kelancaran MOS di Indonesia ini, kegiatan ini harus diawasi setiap waktu oleh guru dan lebih baiknya diawasi oleh kepala sekolah. Karena dengan begitu, saya rasa panitia MOS (kakak kelas) tidak akan melakukan perpeloncoan ini. Hapuskan perpeloncoan di Indonesia!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun