Pangan atau Makanan adalah kebutuhan primer semua orang untuk bertahan hidup, namun selain berperan sebagai objek bertahan hidup, makanan memiliki peran yang lebih banyak dari itu. Apabila dikaitkan dengan budaya atau komunitas, makanan bisa menjadi media berkomunikasi dengan individu lain. Potensi tersebut dapat didapatkan melalui memaksimalkan dengan menjadikannya sebagai alat diplomasi gastronomi atau yang akrab disebut sebagai gastrodiplomasi.
Gastrodiplomasi dapat diartikan sebagai diplomasi budaya yang menggunakan kuliner sebagai sarana untuk memberikan pemahaman budaya kuliner suatu negara kepada negara lainnya. Kekayaan ragam makanan sebuah bangsa menjadi daya tarik bangsa tersebut di mata internasional. Pengalaman kuliner tersebut menawarkan kepada publik asing cara berinteraksi informal dengan budaya yang berbeda dengan cara yang lebih akrab melalui rasa. Dengan pengalaman kuliner baru tersebut, mereka diharapkan mengenal budaya lain.
Diplomasi ini memberi gambaran budaya suatu negara dalam hal makanan, bagaimana makanan tersebut dibuat, disajikan, dan menjadi simbol identitas budaya. Ini menjadi instrumen untuk menciptakan pemahaman lintas budaya dengan harapan meningkatkan interaksi dan kerja sama internasional.
Negara berkembang memanfaatkan gastrodiplomasi untuk membentuk national branding. Seperti halnya indonesia, Indonesia memiliki berbagai macam jenis makanan daerah. Maka dari itu Pemerintah membuat program bertajuk Indonesia Spice Up The World. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan rempah-rempah asal indonesia ke luar negeri.
Selain Program tersebut perusahaan dodol asal garut yaitu "Chocodol", sudah terlebih dahulu melebarkan sayapnya ke luar negeri. Chocodol telah mengekspor produknya  ke luar negeri yaitu benua eropa. Selain Chocodol ada Chocodot, baru ini Chocodot menjalin kerjasama dengan perusahaan coklat yang sangat terkenal yaitu KitKat, KitKat sengaja datang ke Pabrik Chocodot di Garut untuk menjalin kerja sama dalam pengembangan produk cokelat yang mengedepankan ciri khas daerah. Jalinan Kerjasama ini membuat mereka sebagai pelaku usaha lokal Garut untuk memperluas jangkauan pasar dan lebih percaya diri. Â
Contoh tersebut merupakan langkah awal dalam upaya pengembangan gastrodiplomasi di Indonesia. Gastrodiplomasi semakin diperlukan untuk memperkuat diplomasi Indonesia. Keunggulan strategi jangka panjang dengan sasaran publik ini dapat memainkan peran menarik simpati masyarakat internasional. Selain untuk meminimalkan dampak negatif pemberitaan terkait negara yang bersangkutan, gastrodiplomasi juga membantu meningkatkan meningkatkan pendapatan ekonomi negara dengan melibatkan aspek promosi yang dilakukan untuk mendukung penyebaran pengaruh budaya suatu negara.
Indonesia harus memanfaatkan perkembangan global ini dengan lebih kreatif memanfaatkan potensi kuliner yang ada untuk mencari celah keunggulan kompetitif ekonomi. Hal ini dapat terjadi bila gastrodiplomasi menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Potensi kuliner Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal dan memiliki regulasi yang jelas, sehingga kuliner dan gastrodiplomasi belum dianggap isu yang penting. Upaya gastrodiplomasi untuk memperkuat diplomasi publik Indonesia tidak cukup lagi hanya festival atau acara kuliner yang dikemas dalam berbagai acara kebudayaan maupun promosi pariwisata di luar negeri semata. Perlu ada sinergi antar instansi terkait dengan tujuan yang jelas, konkrit dan terstruktur untuk pengembangan program gastrodiplomasi secara nasional.
Saat ini pemerintah Indonesia sudah sangat terbuka dalam hal gastrodiplomasi ini, ini sudah bagus untuk meningkatkan gastrodiplomasi. Dengan dukungan pemerintah dan rakyat indonesia, Indonesia bisa menjadi seperti jepang dengan sushinya atau menjadi italia dengan pizzanya. Dengan tekad dan keseriusan pemerintah dan rakyat semua itu bisa terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H