Mohon tunggu...
Shulhan Tasdiqi
Shulhan Tasdiqi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar SMA yang sedang menekuni bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah dari Keikhlasan

12 September 2023   12:03 Diperbarui: 12 September 2023   12:07 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa saja tuh?


   Ikhlas memang sudah sering terdengar di telinga kita. Orang-orang berkata : "Ikhlasin aja", "yang ikhlas ya", "udah, sabar aja, ikhlas", dan masih banyak lagi. Tapi apakah ikhlas itu? Apakah merelakan semua harapan kita yang gagal? Atau menyerah dengan keadaan?

Udah.. simak aja.

Aku ada sedikit cerita, mungkin kalian ingin membacanya.

   Halaman masjid An-Nur di kota Bengkulu pada tanggal 12 Desember 2007. Hasib, hasan, dan husein sedang berolahraga sambil menikmati pagi yang cerah. Hasib sedang push-up, hasan sedang bermain bola dengan husein. Mereka sangat menikmati pagi ini karena udaranya sangat sejuk dan juga sinar matahari menyambut hari mereka dengan hangat.

   Setelah selesai berolahraga mereka kembali ke rumah masing-masing. Mereka mandi dan sarapan, kemudian mereka bertemu lagi dan berkumpul di saung untuk membaca buku bersama. Kebiasaan membaca buku sudah mereka terapkan sejak mereka masih kecil. Mereka berpikir, dengan membaca mereka akan menjadi orang yang sukses dan bahagia.

   Entah kenapa, mereka merasa hari itu adalah hari yang sangat tenang dan menyenangkan. Mereka tenggelam dengan buku yang sedang mereka baca, sehingga mereka tidak menyadari bahwa waktu dzuhur sudah lewat. Mereka pun bergegas ke masjid kemudian mendirikan jamaah sendiri. Selesai shalat dzuhur mereka pulang untuk makan siang.

   Makan siang selesai, kini saatnya mereka belajar. Kebiasaan mereka ketika belajar adalah berkumpul di rumah teman secara bergantian, hari ini giliran rumah hasan yang menjadi tempat untuk belajar bersama. Beberapa menit setelah mereka belajar, ayah hasan pulang dari kerja nya, ibu hasan bertanya, "loh kenapa cepat sekali yah? Biasanya sore pulangnya", ayah menjawab dengan tersenyum "iya, besok kantor libur jadinya pulangnya lebih cepat". Ibu hasan hanya mengangguk dan memaklumi, "mungkin benar apa yang dikatakan ayah," pikirnya.

   Keesokan harinya berjalan biasa saja seperti tidak ada masalah apapun. Tapi tidak bagi ayah, justru itu adalah hari paling buruk menurutnya. Hari itu adalah hari pertama dimana ayah hasan sudah tidak bekerja atau dalam istilah lain terkena 'PHK'. Hati ayah hasan sangat hancur ketika mengetahui bahwa dirinya sudah tidak bekerja lagi, nanti hasan dan ibu akan makan apa jika aku tidak bekerja? Keluhnya dalam hati.

   Ibu hasan datang membawa secangkir kopi, "ayah kenapa?" tanya nya. Dengan hati berat, ayah hasan pun menjawab, "Bu, ayah minta maaf, ayah..." hening. "Kenapa yah?" desak Ibu hasan. "Ayah sudah tidak bekerja lagi, ayah kena PHK".

   Ekspektasi ayah ketika mengatakan itu adalah ibu hasan akan sedih dan marah, namun ekspektasi nya salah, ekspresi Ibu hasan malah tersenyum kemudian mengatakan, "tidak apa yah, ingatlah bahwa Allah sudah mengatur semua ini, kan ayah juga yang bilang bahwa seberat apapun masalah; ikhlaskanlah, dengan ikhlas hati kita kan tenang dan kita akan mendapat pertolongan Allah, iya kan?".  Ayah hanya bisa tersenyum haru, ternyata istrinya lebih bisa mengatasi masalahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun