Mohon tunggu...
Shulhan Kholidi
Shulhan Kholidi Mohon Tunggu... Jurnalis - SEO Sevendream City

.......................

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Napak Tilas Karesidenan Besuki

18 Juli 2019   13:02 Diperbarui: 18 Juli 2019   14:09 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusat Kota Jember | indonesiaholiday.net

Pada masa penjajahan, Jember bukanlah kabupaten yang secara administratif langsung berada di bawah Provinsi, melainkan secara administratif berada dalam cakupan wilayah karesidenan (Regentschappen). Karesidenan merupakan wilayah administratif di era kolonial yang dikepalai oleh seorang residen dan merupakan bagian dari provinsi atau gubernemen. Sebuah karesidenan terdiri dari beberapa wilayah Kabupaten. Pada masa itu, wilayah Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi merupakan wilayah administratif Karesidenan Besuki.

Saat masih tergabung dalam wilayah Karesidenan Besuki, Jember merupakan kawasan hinterland atau kawasan subur yang berfungsi sebagai pemasok bahan makanan pokok dan komoditas ekspor bagi kawasan pusat kota. Sedangkan yang saat itu menjadi kawasan pusat administrasi (politik) pemerintahan dan kegiatan ekonomi di Karesidenan Besuki adalah Situbondo yang kondisi tanahnya kurang subur. Perlu diingat bahwa wilayah eks-Karesidenan Besuki tidaklah identik dengan wilayah Tapal Kuda. Istilah yang disebut terakhir meliputi 4 Kabupaten Karesidenan Besuki ditambah dengan dua kabupaten eks-Karesidenan Malang, yakni Kabupaten Lumajang dan Probolinggo.

Pusat Kabupaten Jember tempo dulu | bedadung.com
Pusat Kabupaten Jember tempo dulu | bedadung.com
Kelahiran Kabupaten Jember, begitu juga Kabupaten Situbondo dan Bondowoso, merupakan pemekaran dari wilayah Karesidenan Besuki yang merupakan Kota tertua dibelahan timur Jawa Timur. hal itulah yang membuat penelusuran sejarah Kabupaten Jember tentu tidak lepas dari pembahasan Sejarah Karesidenan Besuki. Artikel ini akan sedikit memberikan paparan selayang pandang napak tilas masa lalu dan peninggalan sejarah Karesidenan Besuki.

Babad Alas Besuki

Sebagai warga eks-Karesidenan Besuki tentu kita harus tahu sejarah awal Besuki. Sejarah tersebut dimulai pada tahun 1743 M, dengan kisah hijrah Kyai Abdurrahman Wirobroto dari kawasan yang kini menjadi Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan yang kala itu mengalami kekeringan panjang untuk mencari area baru yang subur untuk bercocok tanam. Sumber sejarah menyatakan bahwa ayahnya bernama Raden Abdullah Surowikromo, yang merupakan saudara dari Raden Zaenal Abidin alias Susuhunan Pakubuwono II. Sumber lain justru menyatakan bahwa Raden Abdullah Surowikromo justru merupakan putra dari Pakubuwono II. Singkat cerita, Kyai Abdurrahman Wirobroto sampai di daerah ujung timur Jawa, kemudian membuka lahan yang kala itu masih berupa hutan belantara, untuk dijadikan tempat bercocok tanam.

Wilayah tersebut ternyata memiliki tanah yang subur, sehingga apa yang ditanam olehnya dapat tumbuh dengan baik. Hal tersebut membuat Kyai Abdurrahman memutuskan kembali ke Pamekasan untuk menjemput keluarganya beserta sekitar 20 keluarga lainnya untuk berhijrah ke wilayah baru tersebut. Karena belum memiliki nama, wilayah itu kemudian dinamai Nambekor, berasal dari kata "Nambeg" yang artinya "Berlabuh". Kini wilayah tersebut kita jumpai dengan nama Demung, salah satu desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo.

Rumah peninggalan Ki Pate Alos Besuki | ikaptksitubondo.blogspot.com
Rumah peninggalan Ki Pate Alos Besuki | ikaptksitubondo.blogspot.com
Setelah perpindahan Kyai Abdurrahman Wirobroto bersama sanak kerabatnya, Nambekor berubah menjadi Kedemangan dengan Kyai Abdurrahman Wirobroto sebagai demangnya. Setelah lanjut usia, jabatan demang digantikan oleh anaknya, yakni Raden Bagus Kasim, sedangkan ia sendiri pada tahun 1760 kembali ke kampung halamannya dan meninggal di sana. 

Setelah diangkat menjadi demang, Raden Bagus Kasim tinggal di sebuah rumah yang juga ia pergunakan untuk menjalankan roda pemerintahan sebagai demang sekaligus di rumah itu pula ia melakukan pertemuan-pertemuan dengan warga masyarakatnya. Rumah yang dikenal dengan sebutan Dalem Tengah tersebut kini masih bisa dijumpai sebagai salah satu peninggalan sejarah Besuki. Letaknya ada di Jl. Wirobroto, sebelah utara alun-alun Besuki, tepatnya berada di gang masuk deretan toko-toko kawasan pecinan.

Asal-Usul Nama Besuki

Alun-Alun Kota Besuki | dokpri
Alun-Alun Kota Besuki | dokpri

Saat Bagus Kasim menjadi Demang, wilayah Nambekor berkembang menjadi ramai. Hal ini membuat Tumenggung Joyolelono, penguasa Wilayah Banger/Probolinggo kala itu memberikan gelar Wirodipuro kepada Raden Bagus Kasim. Wirodipuro artinya adalah orang yang membuka lahan. Sedangkan nama Nambekor sebagai sebuah kademangan diubah menjadi Kademangan Besuki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun