[caption id="attachment_358261" align="aligncenter" width="560" caption="Nampak bangunan huruf Ambon Manise pada malam hari di Lapangan Merdeka| Dokpri"][/caption]
Ambon Manise, begitulah sebutan akrab negeri para raja ini. Sedari dulu, nama Ambon sudah menggaung ke belahan dunia, menjadi daya tarik para penjelajah dan lumbung ekonomi bagi pemburu rempah-rempah berkualitas. Sejak masuknya bangsa Portugis pada tahun 1512 di bawah pimpinan Anthony d'Abreu & Fransisco Serau, mereka mulai memonolpoli rempah-rempah, sampai akhirnya dipukul mundur Belanda pada tahun 1605. Belanda pun sama, bersikukuh mencari legitimasi kekuasaan di tanah Ambon, menguasai lahan-lahan pertanian dan jalur perdagangan laut. Ambon juga dikenal sebagai salah satu kepulauan wisata bahari yang eksotis dan diburu banyak wisatwan mancanegara. Tapi, itu dulu. Nah, bagaimana dengan kondisi terkini Kota Ambon? Masihkah manise seperti yang orang bilang?
[caption id="attachment_381272" align="aligncenter" width="560" caption="Kantor Gubernur Maluku, nampak dari Lapangan Merdeka | Dokumen Pribadi"]
Dua pekan terakhir, saya berkesempatan keliling kawasan Ambon kota. Orang sini biasa bilang “kuliling dalam kota,” alias hanya radius jantung kota saja yang saya kelilingi, mulai dari kawasan Mardika, Lapangan Merdeka, Kantor Gubernur, Gong Perdamaian, Masjid Alfatah, Pelabuhan Besar Yos Sudarso, Ambon Plaza, dan sedikit bergeser ke utara di Pelabuhan Gudang Arang. Kontur dalam kota yang rata, sangat nyaman untuk sekedar keliling sana sini. Terlebih kawasan dalam kota yang dikenal sebagai sentra bisnis, perkantoran, komando militer, tempat ibadah dan pemerintahan ini, menjadi satu-satunya kawasan yang tak pernah mati, bahkan kesibukan kota baru nampak surut pada malam hari selepas pukul 24.00 WIT. Pokoknya, sangat cocok dikunjungi wisatawan yang tidak punya banyak waktu di Kota Ambon.
Menjelang akhir tahun begini, Ambon diramaikan sejumlah kegiatan, salah satunya, Pekan Olahraga Provinsi Maluku (POPMAL III) ke-3 yang diikuti seluruh peserta dari kabupaten dan kota se-Provinsi Maluku. Ada pun cabang olahraga yang dipertandingkan dalam kegiatan ini yaitu tinju, angkat besi, sepak bola, voli, panahan, catur, taekwondo, karate, kempo, bulutangkis, tenis meja, renang, dll. Saya tak ketinggalan menonton beberapa kegiatan yang terpusat di Lapangan Merdeka (Lapmer) seperti turnamen bola voli dan panahan. Sebagai anak daerah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), saya selalu datang mensupport tim voli SBT.
[caption id="attachment_381273" align="aligncenter" width="560" caption="Pertandingan Volly Putra antara Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) & Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) pada ajang POPMAL III 2014 di Ambon. SBT Takluk 3-1."]
[caption id="attachment_381274" align="aligncenter" width="560" caption="Penghitungan poin pada lomba panahan di ajang POPMAL III di Kota Ambon | Dokpri"]
Hari itu (26/11/14), SBT kembali menghadapi tim voli Kota Ambon yang pada laga sebelumnya sudah ditaklukkan 3-0 dalam tiga set. Namun karena ada sedikit masalah yang diprotes tim voli Kota Ambon, pertandingan pun harus diulang. Dengan tensi dan determinasi tinggi mempertahankan gengsi daerah, SBT berhasil menggebuk ulang Kota Ambon dengan skor telak 3-1. Laga selanjutnya, SBT pun harus bermain full dari pagi sampai sore, dan akhirnya takluk dari sodara pela-nya, Maluku Tenggara (Malra). Hingga Popmal usai, Ambon tetap mematenkan dominasinya sebagai juara umum dengan meraih 110 emas di seluruh kejuaraan.
Lapangan Merdeka dikenal sebagai satu-satunya ruang publik representatif di jantung Kota Ambon. Ada beberapa komunitas yang saya temui di sana, yaitu komunitas skateboard, komunitas breakdance, taekwondo, dan karate. Sarana olahraga di Lapangan Merdeka pun terbilang cukup komplit, ada lapangan basket, voli, tenis, dan jogging track. Sesekali, Lapmer juga dimanfaatkan untuk konser musisi sekelas Glann Fredly, Slank, Gigi, Jamrud, dll.
[caption id="attachment_381275" align="aligncenter" width="560" caption="Salah satu sisi jogging track di Lapangan Merdeka. Pengunjung pun bisa berfoto di sana dengan background bangunan huruf Ambon Manise | Dokpri"]
Saat berputar 360 derajat di Lapangan Merdeka, kemana pun kita mengedar pandangan, mata akan tertumbuk romantisme kota ini. Dalam radius lingkaran kawasan Lapmer, kita leluasa melihat megahnya Kantor Gubernur Maluku dengan arsitektur modern, menjulang tinggi delapan lantai. Di sisi kanan, terdapat gedung Balai Kota, tempat dimana Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy berkantor. Di sisi kiri, berdiri Gereja Maranatha yang begitu klasik, ada pusat komando militer, dan Taman Pattimura. Di taman itu, nampak tugu dan patung Pattimura setinggi 5 meter berdiri tegak mengangkat parang dan salawaku sebagai lambang perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajahan. Pada tembok-tembok tugu sudah diukir sejarahnya, kita bisa belajar rekam jejak Pattimura di tanah para raja ini dari awal hingga insiden wafatnya Pattimura di tiang gantung. Di sekitarnya, pepohonan rindang nan hijau siap memanjakan mata dan sangat cocok untuk sekedar nyantai bersama keluarga sembari menikmati aktivitas warga yang berolahraga.